KIAT DAN STRATEGI BISNIS PETERNAKAN MENGHADAPI MEA 2015

- Juli 29, 2017

KIAT DAN STRATEGI BISNIS PETERNAKAN MENGHADAPI MEA 2015

 
Kesiapan Peternakan Menghadapi MEA 2015*
Indonesia mempunyai tidak sedikit potensi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi pemain utama dalam Warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Akan tetapi, potensi itu mampu menjadi percuma andaikan Indonesia tidak mampu melindungi kesempatan serta daya saing. MEA yng akan diberlakukan akhir tahun 2015 akan selalu menuntut negara ASEAN bagi atau bisa juga dikatakan untuk berkompetisi yang dengannya negara lain dalam banyak sekali komoditas yng dimilikinya, menjadikan komoditas yang telah di sebutkan bisa diakui oleh dunia serta diminati negara lain. Komoditas peternakan yng dimiliki Indonesia Perlu mempunyai kompetensi serta daya saing terhadap produk impor.
Produk peternakan unggas Indonesia diharapkan masih mampu bersaing, khususnya dalam bentuk produk olahan. Akan tetapi, ketergantungan peternakan unggas terhadap pasokan bahan baku impor masih Amat tinggi. Satu dari sekian banyaknya komponen yng masih dipenuhi oleh impor merupakan jagung menjadi bahan baku pakan. Sebesar 60 % dari harga pakan ditentukan oleh harga jagung. Kebutuhan jagung pada 2012 saja telah mencapai 6,75 juta yang dengannya total konsumsi pakan ternak 12,3 juta ton.
Di negara-negara maju, proses produksi yng berlangsung dalam sektor pertanian sudah mengarah kepada penggunaan good farming practices serta organic farming. Hal yang telah di sebutkan membuat sektor pertanian di negara maju itu bisa berkembang serta berkesinambungan (sustainable). Selain itu, MEA mengharuskan pelaku bisnis mengikuti teknologi serta mengaplikasikannya dari tingkat hulu hingga hilir.
MEA dalam bidang peternakan Perlu dijawab yang dengannya pendayagunaan serta pemanfaatan potensi yng dimiliki Indonesia dalam bidang peternakan supaya bisa sejajar yang dengannya negara lain. Para pelaku bisnis peternakan di dalam negeri sebetulnya tidak kalah yang dengannya luar negeri. Pemanfaatan serta peningkatan kualitas produk lokal bisa mencegah masuknya banyak sekali produk impor. Andai produk peternakan yng diperoleh Indonesia mempunyai kualitas yng diakui dunia, maka MEA ini bahkan akan memacu pengembangan peternakan dalam negeri.
Konsumen di dalam ataupun di luar negeri lebih menginginkan produk-produk peternakan yng mempunyai kualitas serta berdaya saing. Konsumen Amat selektif dalam memperoleh barang-barang bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan hidupnya, khususnya barang-barang bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan pangan. Sikap konsumen yang telah di sebutkan Perlu dijawab yang dengannya peningkatan kualitas dalam system peternakan mulai dari aspek budidaya, produksi, ataupun aspek pengolahan (processing) menjadikan produk akhir yng diperoleh bisa bersaing yang dengannya produk impor. Yang dengannya jumlah penduduk lebih dari 237 juta jiwa serta laju pertumbuhan 1,49 %, Indonesia jangan cuma menjadi pasar bagi produk impor.
MEA Perlu bisa merubah paradigma pemerintah serta warga atau juga bisa dikatakan masyarakat di Indonesia. Amat menyedihkan disaat warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Indonesia lebih mengidolakan produk pertanian impor dibandingkan produk pertanian lokal. Andai sikap semisal ini terus berlangsung, maka produk lokal akan selalu ‘kalah’. Peningkatan kualitas produk peternakan Perlu diikuti juga yang dengannya sikap nasionalisme rakyat Indonesia yng bisa diwujudkan yang dengannya mencintai produk dalam negeri. Semangat cinta produk Indonesia Perlu terus didorong, menjadikan Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri
Tantangan MEA pada bagian peternakan bisa dijawab yang dengannya mengurangi ketergantung kepada luar negeri supaya tak berlangsung gejolak harga di pasar dalam negeri. Potensi bahan baku lokal Perlu bisa dioptimalkan. Indonesia Perlu bersiap andaikan ingin menjadi pemain utama serta menikmati manfaat. Kunci utama bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai hal itu merupakan daya saing.
Dirjen Peternakan serta Kebugaran atau kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, dalam paparannya di Sarasehan Institut Pertanian Bogor, Jakarta Convention Center pada 20 Juni 2014 menyebutkan, keberhasilan bidang peternakan menghadapi MEA tak terlepas dari dukungan system logistik peternakan yng baik. Aneka macam duduk perkara dalam logistik peternakan di Indonesia antara lain penyebabnya yaitu oleh belum adanya perencanaan serta pengembangan system logistik peternakan secara khusus, masih panjangnya rantai distribusi ternak serta produk ternak, Selain itu, transportasi ternak lokal antar daerah serta antar pulau masih dikelola secara tradisional.
Pengembangan peternakan dalam menghadapi MEA Perlu di lakukan melalui kerjasama yang dengannya banyak sekali pihak yng menjadi stakeholder dalam bidang peternakan. MEA seharusnya tak dijadikan hambatan dalam pengembangan peternakan, akan tetapi Perlu dijadikan pemacu yng bisa membangun system peternakan yng tangguh, maju serta berkesinambungan.
*M. Ikhsan Shiddieqy, S.Pt
Calon peneliti di Pusat Penelitian serta Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak), Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI/Ditjen PPHP Ferry Tamalluddin 2:57 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/kiat-dan-strategi-bisnis-peternakan.html.

Seputar KIAT DAN STRATEGI BISNIS PETERNAKAN MENGHADAPI MEA 2015

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain KIAT DAN STRATEGI BISNIS PETERNAKAN MENGHADAPI MEA 2015