KUNCI MENDAPATKAN AYAM PETELUR BERPRODUKSI TINGGI

- Agustus 15, 2017

KUNCI MENDAPATKAN AYAM PETELUR BERPRODUKSI TINGGI

 

Tidak jarang berlangsung, di masa produksi layer tak menunjukan produktivitas sesuai harapan. Serta tudingan yng ada dibatasi pada kesalahan manajemen teknis serta penyakit yng berlangsung di masa produksi itu sendiri. Padahal, mampu jadi masalah produktivitas yang telah di sebutkan lebih penyebabnya yaitu oleh ketidaktepatan manajemen sejak masa persiapan calon petelur (pullet). Andai pullet yng diperoleh tak mempunyai kualitas, maka bukan tak barangkali kualitas layer yng diperoleh pula akan rendah menjadikan tak bisa atau mampu berproduksi yang dengannya optimal. Oleh lantaran itu, menciptakan pullet mempunyai kualitas adalah hal yng wajib di lakukan. Upaya membentuk pullet mempunyai kualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yng masing-masing berpengaruh serta tak bisa dijauhkan satu yang dengannya yng lain-lainnya. Rumus umum yng dipakai merupakan P = (G+N+L) x M. Pengertiannya, performance pullet (P) dipengaruhi oleh genetik (G), nutrisi (N) serta lingkungan (L) ketiga faktor ini Perlu didukung manajemen (M) yng baik. Faktor manajemen memegang peranan terbesar di dalam pembentukan pullet mempunyai kualitas lantaran manajemen pemeliharaan bisa atau mampu melipatgandakan faktor genetik, nutrisi, serta lingkungan.
A. Bibit
Faktor genetik yng terkandung di dalam seluruh strain ayam petelur baik ISA Brown, Hisex Brown, Lohmann Brown serta Hyline Brown sudah dibentuk sedemikian rupa menjadikan bisa atau mampu menghasilkan produksi telur yng tinggi (henday) yang dengannya FCR yng lebih rendah. Akan tetapi, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memunculkan seluruh potensi yang telah di sebutkan dibutuhkan pullet yng mempunyai kualitas.
Upaya membentuk pullet mempunyai kualitas yang telah di sebutkan dimulai yang dengannya pemilihan bibit (DOC) yng mempunyai kualitas. DOC mempunyai kualitas merupakan idaman setiap peternak lantaran DOC yng mempunyai kualitas baik tentu akan menghasilkan ayam dewasa yng mempunyai kualitas lebih baik pula. Selama ini, dikenal tiga kualilas DOC yakni kualitas 1 (grade 1), kualitas 2 (grade 2) serta kualitas 3 (grade 3). Grade pertama adalah DOC yang dengannya kualitas genetik paling baik yng diperoleh dari bibit yng tengah optimal produksinya menjadikan anak (DOC) yng diperoleh pun mempunyai kualitas. Sedangkan grade ke dua serta ke tiga berasal dari induk yng kualitas produksinya belum optimal (bibit muda) ataupun telah mulai menurun performancenya (bibit tua) menjadikan DOC yng diperoleh pula mempunyai nilai genetik yng lebih rendah. Walaupun demikian, bukan berguna DOC grade 2 serta 3 tak bisa atau mampu menjadi pullet mempunyai kualitas. Tidak sedikit kasus di lapangan DOC yang dengannya kualitas 2 ataupun 3 pula biasa menghasilkan pullet mempunyai kualitas asalkan dipelihara yang dengannya tips yng tepat. Tanda-ciri DOC layer yng mempunyai kualitas antara lain: 1. Bobot awal sesuai standar 2. Bulu bersih serta segar 3. Mata bersinar 4. Gerakan lincah 5. Dubur serta pusar kering/bersih 6. Tak cacat (jari kaki bengkok ataupun buta).
B. Pakan
Selain bibit, pakan pula adalah faktor yng penting dalam menentukan kualitas pullet. Pakan yng baik Perlu memiliki kandungan unsur-unsur nutrisi semisal protein, karbohidrat, mineral, vitamin, serta lemak dalam jumlah yng seimbang sesuai kebutuhan ayam menjadikan ayam bisa atau mampu tumbuh sesuai yang dengannya potensi genetiknya. Pakan yng mempunyai kualitas tidak baik akan menghambat pertumbuhan ayam salah satunya organ reproduksinya dan menimbulkan penurunan kekebalan tubuh ayam lantaran organ-organ yng berperan dalam menciptakan zat kebal tubuh tak berkembang yang dengannya sempurna menjadikan ayam tak akan bisa atau mampu berproduksi secara optimal serta gampang terserang penyakit. Pakan yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemeliharaan pullet percis yang dengannya pakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pakan broiler yakni pakan starter yang dengannya kandungan protein minimal 21% serta pakan grower yang dengannya kandungan protein kasar minimal 20%.
Tabel 1. Spesifikasi Pakan Pullet (0-16 minggu)
Iklim Tengah




Starter Grower Pullet Pre lay
Indonesia





Umur (minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16


Starter feed Protein minimal 20,5%, energi 2.950 kcal, bentuk pakan crumble
Grower feed Protein minimal 20%, energi 2.850 kcal, bentuk pakan crumble, mash
Pullet feed Protein 16,8%, energi 2.750 kcal, bentuk pakan crumble, mash
Pre lay feed Protein 17,5%, energi 2.750 kcal, bentuk pakan mash
Sumber: Rusianto N, 2008
Pakan mampu menyusun sendiri ataupun membeli jadi. Namun, pakan jadi (pabrikan) lebih praktis serta lebih terjamin kualitasnya lantaran pasti sudah teruji serta memiliki kandungan nutrisi yng seimbang. Gunakanlah pakan dari pabrikan yng telah mempunyai reputasi baik. Walaupun terkadang lebih tidak murah namum pertumbuhan ayam lebih terjamin. Dewasa ini dikenal adanya pakan pre starter. Pakan pre starter umumnya mempunyai kandungan protein lebih tinggi yakni sekitar 22-24%. Tujuan pemberian pakan ini merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menunjang pertumbuhan awal ayam. protein yng dipakai pula Perlu mempunyai digestibilitas (kemampuan cerna tinggi) menjadikan mampu langsung dicerna serta dimanfaatkan oleh sel. Pertumbuhan awal yng baik membuat organ pencernaannya berkembang yang dengannya optimal menjadikan kemampuan menyerap nutrisinya akan lebih optimal menjadikan pertumbuhan akan lebih cepat serta lebih tahan penyakit. Pakan pre starter mempunyai ukuran crumble yng lebih kecil menjadikan gampang dimakan oleh ayam dihari-hari pertama. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, pakan pre starter biasanya diberikan dari DOC hingga14 hari.
C. Lingkungan
Lingkungan mempunyai andil dalam pertubuhan pullet. Lingkungan memberi pengaruh kebugaran atau kesehatan ayam. Komponen lingkungan yng Amat memberi pengaruh kebugaran atau kesehatan ayam merupakan musim. Pada musim penghujan dimana kelembaban tinggi, menimbulkan hampir seluruh bibit penyakit bagi atau bisa juga dikatakan untuk tumbuh subur salah satunya fenomena mikotoksikosis ataupun infeksi cacing. Kondisi ini diperparah yang dengannya persediaan sekam yng makin dibatasi dan kualitas pakan yng cenderung menurun. Di musim kemarau, infeksi saluran pernapasan serta heat stress terasa lebih lebih banyak didominasi. Perbedaan musim yang telah di sebutkan, tentunya memerlukan manajemen yng berbeda. Disamping itu, tatkala musim pancaroba pula memicu masalah yng pelik dimana perbedaan suhu yng ekstrim memicu masalah imunitas yng menurun yng dipicu tingginya tingkat stress. Kondisi ini Perlu dipahami menjadikan bisa di antisipasi oleh peternak.
D. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian serta pengontrolan sumber daya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai sasaran secara efektif serta efisien. Manajemen pemeliharaan merupakan segenap prosedur yng di tempuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk melaksanakan pemeliharaan ternak secara baik serta terpadu dalam upaya menciptakan kondisi yng nyaman (comfort zone) menjadikan ternak bisa atau mampu menampilkan performa produksinya secara optimal. Manajemen pemeliharaan Perlu dilaksanakan secara terpadu serta tak bisa dijauhkan satu yang dengannya yng lain-lainnya. Yang dengannya manajemen yng baik bisa atau mampu mengurangi dampak dari faktor pembatas semisal bibit, pakan, serta lingkungan.
*** Pemaparan lebih lanjut ada di Buku Usaha Pembesaran Pullet, Ayam Ras Siap Bertelur. Penerbit Penebar Swadaya. Pengarang : Ferry Tamalluddin

Ferry Tamalluddin 8:37 AM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/kunci-mendapatkan-ayam-petelur.html.

Seputar KUNCI MENDAPATKAN AYAM PETELUR BERPRODUKSI TINGGI

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain KUNCI MENDAPATKAN AYAM PETELUR BERPRODUKSI TINGGI