CARA MENGHITUNG HARGA TELUR BIAR UNTUNG

- September 10, 2017

CARA MENGHITUNG HARGA TELUR BIAR UNTUNG

 

Bagian 1. Menghitung HPP secara cepat serta Tepat



Harga telur yng fluktuatif tak seringkali tak diikuti yang dengannya harga pakan serta faktor lain semisal tenaga kerja, obat dll yng cenderung mengalami peningkatan. Pakan tidak lebih lebih berkontribusi terhadap biaya operasional peternakan ayam petelur sebesar 70%. Oleh lantaran itu, efisiensi terhadap biaya pakan akan membuat harga pokok produksi (HPP) menjadi lebih kecil. HPP dipakai menjadi patokan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mementukan harga jual telur. Andai harga Telur percis yang dengannya HPP pengertiannya peternak impas (tak untung ataupun pula tak rugi). Andai harga Telur di jual di atas HPP maka keuntungan peternak merupakan pada selisih antara HPP serta Harga Telur Jual. Peternak akan rugi andai menjual telur di bawah harga HPP.
Kenaikan harga bahan baku pakan serta bakar minyak tentu Amat berpengaruh terhadap kenaikan harga pakan ayam. Kenaikan harga pakan otomatis menimperbesar harga pokok produksi telur. Kenaikan harga bahan baku erat kaitannya yang dengannya kenaikan bahan bakar minyak serta kurs dolar terhadap rupiah.
Hal ini lantaran selama ini sebagian bahan baku pakan masih bergantung dari bahan baku pakan impor. Lebih-lebih yang dengannya naiknya permintaan pasar internasional serta pemakaian sebagian bahan baku pakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memproduksi energi maka harganya pun menjadi makin tidak murah. Pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap biaya transport pula Amat terasa sekali. Selanjutnya, akan Amat berpengaruh terhadap harga pokok produksi telur.
Harga pokok produksi adalah puncak dari banyak sekali variabel kegiatan manajemen peternakan ayam petelur. Komponen-komponen pembentuk harga pokok produksi telur antara lain, 1) Penyusutan investasi sangkar serta infrastruktur; 2) Penyusutan pullet; 3) Biaya operasional; 4) Biaya pakan; 5) Biaya pemasaran; 6) Biaya penggunaan OVK (obat, vaksin, vitamin serta kimia); 7) biaya lain-lain.
1. Biaya Penyusutan Investasi Sangkar serta Infra Struktur
Penghitungan beban biaya penyusutan investasi sangkar serta infrastruktur penunjang tak salah satunya nilai lahan lantaran lahan nilainya tak menyusut, bahkan akan naik terus dari waktu ke waktu.
Sangkar serta infrastruktur penunjang yng telah ada tatkala ini, pada biasanya dibuat yang dengannya nilai tatkala rata-rata Rp 50.000,-/ekor. Yang dengannya perhitungan masa pakai mampu 10 tahun (6 periode), maka nilai penyusutan investasi awal percis yang dengannya Rp40.000 : 7 periode : 25 kg telur per periode, Rp 229,-/kg.
2. Penyusutan Pullet
Pada perhitungan pullet di sini merupakan ayam dara hingga yang dengannya umur 153 hari (umur 22 minggu, hari ke-7), hingga berproduksi HD 60-80%, pada tatkala itu layer telah mampu membiayai makanannya dari hasil produksi telurnya. Harga pullet umur 22 hari dihitung Rp74.800/ekor,- harga afkir Rp30.000/ekor andai mortalitas 5% maka harga ayam afkir per ekor menjadi Rp30.000 x 95% = Rp.28.500,-. Nilai penyusutan pullet merupakan harga awal masa produksi dikurangi harga ayam afkir, dibagi pendapatan telur dalam 1 (satu) periode s/d umur 80 minggu, rata-rata 25 kg telur/ekor/periode = Rp 1.852,-/kg telur. 3. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan seluruh biaya yng dikeluarkan oleh perusahaan peternakan ayam petelur bagi atau bisa juga dikatakan untuk berproduksi, meliputi listrik, telepon, air, upah/gaji tenaga kerja, perawatan, material-material, sosial, kebugaran atau kesehatan, pengamanan, sosial, bahan bakar minyak serta lain-lain. Antara satu peternakan yang dengannya peternakan yng lain tentu saja berbeda. Bergantung dari system sangkar yng dipakai, alat serta tatacara pemberian pakan serta minum, apakah manual, semi-otomatis ataupun otomatis. Pendapat dari pengalaman peternak di Jawa Barat, yang dengannya tatacara pemberian pakan serta minum secara manual, biaya operasionalnya lebih tidak lebih Rp600,-/kg.
4. Pakan
Andai mempergunakan pakan pakan jadi/komplit buatan pabrik, harga pakan di Jawa Barat yng berlaku tatkala ini, pada bulan Nopember 2014, rata-rata Rp4.800,-/kg. Ditambah biaya kirim ke sangkar serta upah menurunkan, lebih tidak lebih Rp 100,-/kg. Jadi, harga pakan, hingga dimakan ayam, menjadi Rp4.900,-/kg. Dikalikan FCR (Feed Conversion Ratio) total populasi ayam petelur yng berproduksi, umur 20 s/d 80 minggu, ataupun hingga afkir rata-rata 2.25, maka biaya pakan Rp11.025,-/kg.
5. Biaya Penjualan
Seusai telur diproduksi, masih ada biaya yng Perlu dikeluarkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjualnya meskipun dijual di tempat (loco) di sangkar ataupun gudang telur. Biaya-biaya itu meliputi telepon, listrik, susut bobot, retak, pecah, upah tenaga kerja, kemasan (peti kayu, egg tray, tali, label serta lain-lain). Rata-rata biaya penjualan Rp100,-/kg.
6. Biaya Obat-Obatan, Vaksin Serta Kimia (O.V.K.)
Selama pemeliharaan ayam petelur, peternak memerlukan obat-obatan (anti biotika, anti cacing), vaksin (vaksin mati serta vaksin hidup) serta kimia (desinfektan, insektisida, vitamin) agar bisa ayam tetap sehat serta berproduksi secara optimal. Vaksinasi terhadap beberapa penyakit Perlu diulang bersiklus, obat cacing butuh diulang bersiklus, pemberantasan hama lalat serta kutu, bio-sekuriti serta vitamin pula Perlu diberikan secara bersiklus. Total biaya OVK bila dirata-rata tak tidak lebih dari Rp300,-/kg.
7. Biaya Lain-Lain
Dalam perjalanan suatu perusahaan, tak terlepas dari hal-hal yng berlangsung di luar perkiraan ataupun tidak terduga. Umumnya menyangkut biaya sosial, kebugaran atau kesehatan karyawan, keamanan, kecelakaan lantas lintas serta kecelakaan kerja. Maka, butuh dicadangkan biaya tidak terduga, diperkirakan rata-ratanya butuh anggaran sebesar Rp75,-/kg.
Rangkuman biaya-biaya :
1. Pakan ............................... Rp11.025,- (77,74%)
2. B.O ................................... Rp600,- (4,23%)
3. Pullet ................................ Rp1.852,- (13,06%)
4. Investasi ........................... Rp229,- (1,61%)
5. Penjualan.......................... Rp100,- ( 0,71%)
6. O.V.K ............................... Rp 300,- (2,12%)
7. Lain-lain ........................... Rp75,- ( 0,53%)
Total .................................... Rp14.181,- (100.00%)
Agar bisa gampang dalam menghitung secara cepat, kita sederhanakan mempergunakan rumus harga pokok produksi, yakni HPP telur Rp 14.181 : harga pakan Rp 4.900,-/kg = 2,89.
Jadi Rumus HPP Telur = Harga Pakan x 2,89
Andai ada selisih hitungan secara akunting, mungkin tak akan tidak sedikit, +/- Rp 400,-/kg. Pengertiannya andai kita ingin mendapatkan keuntungan, maka usahakan menjual telur di atas harga pokok produksi. Ferry Tamalluddin 3:44 AM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/cara-menghitung-harga-telur-biar-untung.html.

Seputar CARA MENGHITUNG HARGA TELUR BIAR UNTUNG

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain CARA MENGHITUNG HARGA TELUR BIAR UNTUNG