Manajemen Perkawinan Domba/Kambing

- Juli 25, 2017

Manajemen Perkawinan Domba/Kambing

 
POLA PERKAWINAN DOMBA/KAMBING
Managemen Perkawinan Domba/Kambing
Managemen Perkawinan Domba/Kambing

Bisnis peternakan kambing/domba lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembibitan (breeding) pola perkawinan yng baik akan Amat menentukan kesuksesan bisnis, bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu sebelum mengawali bisnis pembibitan kambing ada baiknya menetahui berlebi dahulu manajemen perkawinan ternak kambing. Dalam manajemen perkawinan kambing/domba terdapat dua pola perkawinan yakni pola perkawinan individu serta pola perkawinan kelompok.
Pola Pekawinan Individu Di lakukan yang dengannya tips seekor betina dikawinkan satu persatu yang dengannya pejantan yng sudah ditetapkan sebagi pemacek. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, pengamatan peternak terhadap batina Perlu cermat supaya perkawinan berlangsung pada tatkala yng tepat menjadikan bisa berlangsung kebuntingan. Tingkat kesuksesan dalam perkawinan individual Amat dipengaruh oleh keterampilan peternak dalam medeteksi birahi/estrus pada kambing betina (induk), menjadikan butuh pengamatan rutin pada pagi serta sore hari. Pada kambing/domba betina masa birahi berlangsung selama 12-48 jam, Amat bervariasi antar induk. Ovulasi (pelepasan sel telur) berlangsung 12-36 jam sesudah birahi muncul, serta tatkala kawin paling tepat merupakan sesudah ovulasi berlangsung. Siklus birahi ataupun selang waktu antara dua birahi pada induk kambing berlangsung selama 18-22 hari. Biasanya seekor pejantan dibiarkan melakukan perkawinan sedikitnya dua kali yang dengannya selang waktu + 30 menit, perkawinan yng baik (coitus) ditandai yang dengannya gerakan induk ang menekan ekor serta tubuh bagian belakang kebawah yang dengannya kuat kira – kira 20 detik.
Pola Perkawinan Kelompok Pola perkawinan kelompok di lakukan yang dengannya tips pejantan terpilih dicampur yang dengannya beberapa betina selama kurun waktu tertentu hingga induk mengalami kebuntingan, disarankan seekor pejantan dicampur yang dengannya betina selama dua siklus birahi (42 – 45 hari) yang dengannya alasan bila pada siklus birahi pertama tak berlangsung perkawinan maka pa birahi yng ke dua diharapkan perkawinan tak terlewatkan, menjadikan kepastian kebuntingan lebih terjamin.
Pada pola ini jarak melahirkan antara individu induk lebih pendek, menjadikan waktu melahirkan hampir seragam. Sesudah betina dipastikan bunting disarankan pejantan supaya dikeluarkan dari sangkar kelompok, lantaran andai terus dicampur maka pejantan akan mengalami penurunan libido (agresivitas) terhadap betina yng esterus. Andai pejantan dalam kondisi Amat baik maka rasio pejantan/induk mampu mencapai 1 ekor pejantan bagi atau bisa juga dikatakan untuk 20 – 30 ekor betina. Pada pola perkawinan kelompok deteksi birahi oleh pejantan jarang terlewatkan, namun deteksi birahi oleh peternak pula penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk manajemen perkawinan yakni bagi atau bisa juga dikatakan untuk memprediksi kelahiran menjadikan manajemen yng terkait yang dengannya masa kebuntingan, persiapan kelahiran bisa dikelola yang dengannya terencana serta baik. Ferry Tamalluddin 6:18 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/11/manajemen-perkawinan-dombakambing.html.

Seputar Manajemen Perkawinan Domba/Kambing

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain Manajemen Perkawinan Domba/Kambing