MENGATASI PROLAPSUS DI PETERNAKAN AYAM PETELUR

- Juli 25, 2017

MENGATASI PROLAPSUS DI PETERNAKAN AYAM PETELUR

 

Pernahkah kamu bagian anus (tempat keluarnya telur/kotoran) melihat ayam petelur keluar seusai ayam bertelur? Didasari pengamatan saya, hampir sebagian peternak ayam petelur mampu dipastikan pernah menjumpainya. Fenomena semacam itu disebut prolapsus. Apa penyebabnya serta bagaimana menanganinya?
Prolapsus merupakan keluarnya saluran telur dari anus/kloaka yng tak segera tertarik masuk kembali. Hal tersebur berlangsung lantaran tak lancarnya pengeluaran telur, yng mampu penyebabnya yaitu oleh adanya peradangan pada saluran telur ataupun melemahnya otot-otot saluran reproduksi. Ayam yng prolapsus Perlu secepatnya dijauhkan dari sangkar serta ditempatkan tersendiri. Andaikan tak segera dijauhkan, maka ayam lain di sampingnya akan mematuki anusnya yng keluar menjadikan memicu pendarahan serta infeksi, yng pada akhirnya menghasilkan kematian. Disamping itu, andaikan terinfeksi bakteri, prolapsus bisa menghasilkan peradangan selaput rongga perut ataupun egg peritonitis.
Kerugian
Ayam yng di kenai prolapsus tentu saja akan meyebabkan ayam berhenti berproduksi (baik permanen maupun sementara). Kondisi ini makin diperparah andai berlangsung infeksi pada organ ayam keluar menjadikan mampu menghasilkan kematian. Ada beberapa kasus dilapangan bahwasanya fenomena prolapsus yng tak ditangani secara cepat dapa menimbulkan terjadinya kanibalisme. Yang dengannya demikian, secara ekonomis tentu Amat merugikan.
Gejala Awal
Pengamatan terhadap prolapsus Perlu rutin di lakukan peternak. Yang dengannya demikian, peternak Perlu mengetahui gejala awal terjadinya prolapsus. Gejala awal prolapsus umumnya ditandai yang dengannya adanya lumuran darah pada kerabang telur. Kondisi ini mengindikasikan adanya pendarahan pada saluran reproduksi. Kasus ini tidak sedikit berlangsung pada pullet muda yng dipaksa bertelur terlalu dini, ataupun stimulasi kematangan seksual terlalu dini sebelum kedewasaan tubuhnya tercapai. Umumnya yang dengannya pemberian vitamin penstimulan telur ataupun pemberian pakan layer yng terlalu dini.
Penyebab Prolapsus
Fenomena prolapsus bukan penyebabnya yaitu oleh suatu penyakit tertentu, strain ayam tertentu, akan tetapi lebih adalah kesalahan management (miss management), lebih-lebih pada periode growing serta pre-laying (13-18 minggu). Ada beberapa faktor yng bisa menimbulkan terjadinya prolapsus pada peternakan ayam petelur, antara lain:
1. Pemberian stimulasi cahaya (photostimulasi) yng terlalu dini
Cahaya dibutuhkan ayam petelur bagi atau bisa juga dikatakan untuk menstimulasi kedewasaan kelamin. Penambahan pencahayaan dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membantu mempercepat ayam berproduksi. Akan tetapi, penambahan pencahayan hendaknya jangan terlalu dini. Penambahan pencahayaan hendaknya di lakukan tatkala organ reproduksinya benar-benar siap. Ayam yng memperoleh penambahan cahaya sebelum organ reproduksinya benar-benar siap, cenderung gampang mengalami prolapsus, lantaran organ reproduksinya belum sempurna. Biasanya, penambahan cahaya mulai di lakukan tatkala pullet memasuki umur 18 minggu. Penambahan cahaya di lakukan secara bertahap setiap minggu ½-1 jam tiap minggunya. Ayam memerlukan cahaya sekitar 16 jam tiap harinya.
2. Ayam yng terlalu gemuk ataupun terlalu kurus.
Kondisi ayam yng terlalu gemuk, secara umum perototannya lebih lemah serta cenderung bertelur lebih besar. Lemak yng terlalu tidak sedikit disekitar organ reproduksi pula menghambat proses peneluran. Akan tetapi, di sisi lain, ayam yng terlalu kurus (didasari standar strain) umumnya memperoleh perlakuan yng percis dalam satu sangkar/flock, salah satunya stimulasi cahaya serta perlakuan pakan. Akibatnya kelompok ayam ini cenderung dipaksa bertelur sebelum organ reproduksinya siap.
3. Kandungan nutrisi pakan yng tak seimbang.
Nutrisi pakan dipakai antara lain dibutuhkan ayam bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup pokok, produksi serta memelihara kebugaran atau kesehatan. Ketidakseimbangan unsur nutrisi tentunya akan menghasilkan banyak sekali masalah pada ayam semisal produksi yng tak optimal, penyakit, ataupun gangguan produksi lainya semisal prolapsus.
Satu dari sekian banyaknya nutrisi yng dibutuhkan ayam merupakan kalsium. Kalsium dalam tubuh, selain berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembentukan tulang serta kerabang, pula berfungsi dalam perkembangan perototan. Perkembangan perototan yng tidak bagus akan berakibat pada terhambatnya proses penarikan kembali oviduct yng keluar pada tatkala ayam bertelur. Makin lama serta panjang saluran oviduct yng keluar, makin besar mungkin dipatuk oleh ayam lain, serta bisa memicu kerusakan yng permanen. Yang dengannya demikian, butuh dievaluasi kandungan calcium pakan yng bisa diserap oleh ayam.
4. Usia reproduksi.
Prolaps cenderung lebih Suka berlangsung pada awal produksi, puncak produksi (HD) serta puncak egg mass, lantaran pada kondisi ini dituntut tingkat metabolism yng tinggi.
5. Telur double yolk (kuning telur ganda).
Double yolk menghasilkan telur ayam berukuran terlalu besar. Ukuran telur yng ekstra besar meregangkan serta melemahkan otot kloaka. Lemahnya otot kloaka akan memperlama oviduct bagi atau bisa juga dikatakan untuk berada di luar tubuh.
Pencegahan serta Penanganan
Penanganan fenomena prolapsus dipeternakan bisa di lakukan yang dengannya melakukan perubahan pada management pemeliharaan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menurunkan fenomena prolapsus butuh di lakukan secara hati-hati, lantaran berkaitan yang dengannya factor lain yng barangkali kontra produktif. Hal-hal yng butuh diperhatikan merupakan :
Pencegahan:
a. Pemberian cahaya tambahan (photostimulasi) Perlu di lakukan pada tatkala ayam sudah mencapai berat badan serta umur yng direkomendasikan oleh masing-masing strain. Pencahayaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk masa layer sebaiknya diberikan selama 16 jam, yakni12 jam dari sinar matahari serta 4 jam dari cahaya lampu yang dengannya intensitas 20-40 lux. b. Dibutuhkan ransum pakan yng seimbang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan produksi telur serta melindungi berat badan pada tingkat yng direkomendasikan. Berikan ransum yang dengannya kandungan nutrisi yng sesuai yang dengannya kebutuhan ayam, lebih-lebih kandungan energi metabolisme serta protein (asam amino) bagi atau bisa juga dikatakan untuk setiap periodenya. Pada periode grower lebih rendah dibanding pada pemeliharaan periode starter serta layer. c. Intensitas cahaya di sangkar, butuh diperhatikan. Pertimbangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi intensitas cahaya yang dengannya mengganti lampu yang dengannya daya yng lebih rendah andai berlangsung fenomena prolapsus. d. Cegah terjadinya doulbe yolk yang dengannya memberikan pakan sesuai rekomendasi dari tiap-tiap starin. Andai tingkat double yolk cukup tinggi (4% ataupun lebih) batasi feed intake secara perlahan, 5-10%, dibawah kemampuan makannya. e. Segera pisahkan ayam yng kanibal dari kelompoknya lantaran ayam semisal ini akan Amat proaktif mematuk andai berlangsung prolapsus. f. Pertimbangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempergunakan lampu warna merah yang dengannya daya yng rendah, supaya ayam tak mampu membedakan warna darah. g. Lakukan kontrol bobot badan secara rutin serta ketat mulai pada masa pullet, setidaknya 1 minggu sekali yang dengannya jumlah sampel minimal 100 ekor per sangkar. Bobot badan pullet dikatakan sesuai standar andai ± 10% dari standar bobot badan yng dikeluarkan breeder (manual guide). Selain bobot badan, keseragaman bobot badan pula Perlu diperhatikan. Keseragaman yng baik yakni lebih dari 80%. Tatkala bobot badan ayam tak sesuai standar, maka butuh segera di lakukan treatment (penanganan) menjadikan bobot badan mampu sesuai yang dengannya standar kembali. h. Jaga kondisi farm supaya nyaman bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemeliharaan ayam, semisal tersedianya ventilasi udara yng cukup supaya sirkulasi udara lancar menjadikan sangkar tak terlalu panas/pengap. Selain itu, supaya oksigen tersedia dalam jumlah cukup. Hindari pula hal-hal yng memicu ayam stres supaya BB ayam tetap konsisten sesuai standar
Penanganan:
a. Culling ataupun afkir ayam yng sudah mengalami kasus prolapsus yang telah di sebutkan, lantaran telah tak produktif lagi. Ayam yng sudah mengalami prolapsus, segera dijauhkan dari kelompoknya. Berikan antiseptic pada daerah yng terluka, lantas yang dengannya mempergunakan jari tangan, secara perlahan-lahan dorong saluran oviduct yng keluar supaya kembali ke posisinya.
b. Andai umur ayam masih dalam kategori produktif, seleksi ayam-ayam yang dengannya berat badan melebihi standar. Tinjau formulasi ransum ataupun kurangi jumlah pemberian ransum Ferry Tamalluddin 5:02 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/mengatasi-prolapsus-di-peternakan-ayam.html.

Seputar MENGATASI PROLAPSUS DI PETERNAKAN AYAM PETELUR

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain MENGATASI PROLAPSUS DI PETERNAKAN AYAM PETELUR