Perkembangan Pemuliaan Genetik Ikan Nila

- Juli 18, 2017

Perkembangan Pemuliaan Genetik Ikan Nila

 
Perkembangan Pemuliaan Genetik Nila

Ikan nila adalah ikan air tawar yng tidak sedikit dibudidayakan oleh pembudidaya di Indonesia. Ikan ini dikenal yang dengannya nama ilmiah Oreochromis niloticus ataupun dalam bahasa inggrisnya dikenal yang dengannya sebutan nile tilapia di introduksi dari Afrika sejak tahun 1969.
Seiring yang dengannya meningkatnya konsumsi ikan nila, pengembangan budidaya ikan pula terus berkembang. Imbasnya kebutuhan akan bibit nila unggul pun muncul. Nila Gift memperoleh tempat di warga atau juga bisa dikatakan masyarakat lantaran selain mempunyai daging enak, pembudidayaan ikan jenis ini pun terbilang gampang yang dengannya pertumbuhan yng lebih baik dari ikan nila yng ada. Pasalnya ikan nila Gift mempunyai tingkat toleransi yng tinggi terhadap perubahan lingkungan.
Tidak hingga di situ, para peneliti serta ahli genetika ikan terus melakukan pengembangan perbaikan mutu genetik bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa menghasilkan strain baru yang dengannya tips melakukan beberapa persilangan. Hasil nya merupakan munculnya beberapa jenis ikan baru yng mempunyai keunggulan genetik tertentu. Beberapa instansi yng melakukan perbaikan ini antara lain balai-balai perikanan di daerah baik yng di bawah Kementerian Kelautan serta Perikanan ataupun pemerintah daerah. Badan Penelitian serta Pengembangan Kelautan Perikanan (Balitbang KP), BPPT (Balai Pengkajian serta Penerapan Tekhnologi) hingga lembaga pendidikan.
Perbaikan Mutu Genetik
Perbaikan mutu genetik adalah bisnis bagi atau bisa juga dikatakan untuk melahirkan jenis strain baru melalui beberapa teknik diantaranya seleksi hybridasi, manipulasi kromosom, ataupun gen transfer. Pada tahun 2001, BPPT memulaui program perbaikan mutu genetik ikan nila bekerja percis yang dengannya Balai Besar Ikan Air Tawar (BBAT) Sukabumi serta Institut Pertania Bogor bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghasilkan strain ikan nila gesit.
Strain ikan nila gesit adalah jenis ikan nila yng sudah dimanipulasi kromosomnya. Ikan nila ini mempunyai jenis kromosom YY yng andai dikawinkan yang dengannya ikan nilai betina akan menghasilkan 95-100% monosex ikan nila jantan. Strain ikan ini dibuat menjadi upaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan perkembangbiakan ikan nila kolam yng Amat cepat lantaran gampang sekali memijah. Padahal kondisi yang telah di sebutkan bisa menurunkan produktivitas ikan nila itu sendiri.
Selain itu, ikan nila gesit (ikan nila jantan) mempunyai pertumbuhan 1,2-1,5 kali lebih cepat dibandingkan ikan nila betina. Ha ini dikarenakan ikan nila betina lebih tidak sedikit menghabiskan energinya bagi atau bisa juga dikatakan untuk pematangan gonad di awal pertumbuhannya.
Selain nila gesit, masih tidak sedikit tidak sedikit strain nila lain yng diperoleh dalam perbaikan genetik. Pada 2013 BPPT meluncurkan strain baru yaitu nila salin yng adalah singkatan dari Saline Indonesia Tilapia. Ikan ini adalah jenis ikan yng bisa dipelihara di air asin semisal tambak malah marine yang dengannya toleransi salinitas sampai-sampai 20-30 ppt.

Sejauh ini, indukan ikan salin baru mampu dibudidayakan ditambak yang dengannya toleransi salinitas sampai-sampai 10 ppt, lantaran di atas salinitas di atas indukan ikan nila salin tak bisa memijah. Nila ini dikembangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mensubstitusi bandeng yng terkadang benihnya tak tersedia sepanjang tahun. Diharapkan nila salin bisa dikebangkan petambak sepanjang tahun polikultur yang dengannya udang ataupun rumput laut.
Balitbang KP pula mengeluarkan jenis strain nila yng bisa atau mampu bertahan hidup di air asin, yakni yng bernama nila Srikandi. Walaupun sama-sama mampu hidup di air asin, nila salin serta srikandi berasal dari persilangan jenis strain yng berbeda menjadikan penampakan fisiknya tak percis. Nila sanin warna-nya cenderung merah, sedangkan srikandi warna tubuhnya hitam.
Beragam strain yng ada tatkala ini adalah bagian dari perbaikan genetik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan nila yang dengannya kualitas yng lebih baik dari sisi pertumbuhan ataupun ketahanan terhadap penyakit. Masing-masing mempunyai keunggulan sesuai yang dengannya peruntukannya.
Satu dari sekian banyaknya parameter bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengukur kualitas dari strain ikan yang telah di sebutkan yaitu dillihat keragamannya. Andai suatu jenis ikan mempunyai tingkat keragaman genetik makin tinggi maka kualitas ataupun fitnes (kebugaranya) akan makin baik. Bisa dikatakan ikan yang telah di sebutkan mempunyai tidak sedikit gen yng bisa atau mampu mengikuti keadaan yang dengannya lingkungan lebih luas ataupun eurotropic.
Tahapan Rilis Strain
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kualitas induk yng beredar di warga atau juga bisa dikatakan masyarakat, salah satunya ikan nila, sebelum dirilis ke warga atau juga bisa dikatakan masyarakat sebelumnya sudah mengalami beberapa kali pengujian oleh tim rilis yng telah ada sejak 2002 yng terdiri dari para ahli pada bagian perikanan. Malah 3 tahun belakangan ini ada tahapan pengujian pra rilis.
Pengujian di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui asal muasal strain yng dibuat, metode yng dipakai, lantas ketahanan terhadap penyakit, maupun tingkat pertumbuhannya. Sebelumnya para ahli genetika yng ingin melahirkan strain baru diharuskan sudah melewati tahap uji resiprokal yaitu dilihat bagaimana strain baru yang telah di sebutkan pertumbuhanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai bobot indukan ataupun sekitar 600 gram. Nila yng pertumbuhanya paling baik lantas diambil menjadi indukan yng lantas dirilis menjadi strain baru yang dengannya keunggulan tertentu sesuai yang dengannya kebutuhannya.
Dimulai pada tahun 2002 pertama kali muncul strain baru nila dari hasil perbaikan genetik ikan nila Gift yaitu jenis strain ikan nila nirwana 1, seusai itu diikuti jenis strain lainya semisal nila Jatim bulan, nila best, nila larasati, nila sultana, nila anjani, nila gesit, nila salin serta nila srikandi.
Hal yng butuh diingat setiap indukan strain baru yng dibuat Perlu didiseminasi secara baik oleh unit pelaksana teknis yng berada di daerah serta sebelumnya ada sosialisasi terhadap strain yang telah di sebutkan. Tujuannya supaya pembudidaya ikan baik pemerintah ataupun pembudidaya pembesaran bisa menikmati hasil dari penelitian banyak sekali lembaga secara mempuni di lapangan menjadikan produktivitas budidaya bisa meningkat kedepannya.
Sumber: Dr. Ratu Siti Aliah, M.Sc. Ahli Genetika BPPT dalam Majalah Trobos Edisi 27 Tahun III, 15 Agustus – September 2014.
Ferry Tamalluddin 1:02 AM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/11/perkembangan-pemuliaan-genetik-ikan-nila.html.

Seputar Perkembangan Pemuliaan Genetik Ikan Nila

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain Perkembangan Pemuliaan Genetik Ikan Nila