MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING

- Agustus 02, 2017

MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING

 

Bibit dalam budidaya ayam petelur serta broiler umumnya diasumsikan yang dengannya day old chick (DOC) ataupun ayam umur sehari. DOC turut mementukan performa ayam di lantas hari. Kualitas DOC yng sejak awal kondisinya tidak lebih baik akan memicu tingginya biaya medikasi serta vaksinasi, inefisiensi pemakaian pakan, keterlambatan pertumbuhan serta berpengaruh pada performance ayam secara keseluruhan. DOC yng tidak baik bisa berasal dari bibit muda, bibit terlalu tua ataupun adanya kontaminasi ataupun kesalahan proses penetasan di hathcry malah ada beberapa penyakit yng mungkin diturunkan dari induk (meskipun Amat jarang berlangsung).
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui DOC yng kualitasnya tidak lebih baik, kita Perlu paham serta mengerti dahulu bagaimana DOC ayam yng baik. Beberapa karakteristik yng bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menilai kondisi anak ayam (DOC) yng dikatakan baik merupakan:
1. Nampak cerah serta lincah dan gampang berespon, kuat serta aktif bagi atau bisa juga dikatakan untuk bergerak mencari makan serta minum 2. Kaki berwarna kuning cerah serta nampak penuh yang dengannya daging (tak keriput) 3. Tingkat keseragaman berat badannya tinggi baik dari dalam box ataupun sesudah di sangkar hingga umur 7 hari 4. Pusar menutup rapat serta kering 5. Paruh dalam kondisi baik serta tak mengalami perlukaan pada jaringan lunak dari paruh 6. Tak ada paruh yng asimetris serta DOC yng buta 7. Menunjukkan kondisi yng normal saja dari perlakuan vaksin primer(tak stres yng berlebihan serta bersin-bersin) 8. Tak berlangsung red hock 9. Kematian pada minggu pertama tak lebih dari 1% 10. Kematian pada minggu kedua tak lebih dari 1,5%
Menjadi seorang peternak tentunya akan lebih memilih mempergunakan bibit (DOC) yng baik, akan tetapi terkadang kondisi di lapangan tak memungkinkan, lebih-lebih disaat DOC langka di pasaran. Nanum, adakalanya bagi peternak yng telah baik manajemennya, sengaja memilih DOC kualitas II ataupun biasa disebut DOC BM yakni DOC yng berasal dari bibit muda lantaran pertimbangan harga DOC yng lebih murah. Bagi yng telah terbiasa, DOC BM pula mampu menghasilkan performa produksi yng tak kalah yang dengannya DOC kualitas I (platinum).
Masalah yng dihadapi pada DOC BM antara lain semisal bobot awal kecil (tidak lebih dari 36 gram) serta ukuran yng tidak lebih seragam (keseragaman tidak bagus). Sedangkan DOC yng berasal dari bibit tua biasanya bobot awal besar diatas 40 gram serta Suka berlangsung ompalitis ataupun infeksi tali pusar.
Tentunya dalam pemeliharaan bibit (DOC) yng tidak lebih baik kualitasnya didak mampu disamakan yang dengannya memelihara ayam yang dengannya kualitas baik ataupun standar. Beberapa perlakukan serta solusi yng bisa di lakukan disaat memperoleh/memelihara DOC yng tidak lebih baik kualitasnya merupakan menjadi berikut:
DOC yng Berasal dari Bibit Muda (BM)
Semisal sudah dijelaskan di atas biasanya DOC BM mempunyai tanda bobot awal kecil (tidak lebih dari 36 gram) serta ukuran yng tidak lebih seragam (keseragaman tidak bagus).
Perlakuan yng disarankan: F Berikan suhu yng yng ideal (32-350C) pada 7 hari pertama. Lakukan kontrol suhu secara terpola 2- 4 jam sekali supaya suhu brooding selalu stabil ditandai ayam aktif mencari makan serta minum dan menyebar diseluruh ruangan brooding. F Hindari suhu berlebihan ditandai ayam panting (megap-megap) serta sayapnya nampak menggantung. F Bantu DOC yng lemah bagi atau bisa juga dikatakan untuk minum, perbanyak tempat pakan serta minum dan Suka bangunkan ayam yng malas makan. F Lakukan grading (pemisahan DOC didasari ukurannya). Bagi DOC yng bobotnya tertinggal dijauhkan tersendiri serta diberi perlakuan serta perhatian lebih ekstra F Berikan pakan yang dengannya kuantitas serta kualitas yng memadai F Kasih antibiotik broad spectrum secara bijaksana.
Indikator kesuksesan: F Pencapaian feed intake paling minimal 160 gram yang dengannya berat badan rata minimal 170 gram pada minggu pertama (DOC normal feed intake minimal 180 yang dengannya bobot minimal 190 gram)
Kunci Kesuksesan: F Manajemen brooding yng baik yng didukung yang dengannya pakan yng mempunyai kualitas bisa menghasilkan ayam yang dengannya performa optimal
DOC Omphalitis ataupun Infeksi Yolk Sac
Ompalitis
Omphalitis adalah sebutan yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggambarkan DOC yng kondisinya lemah. Kondisi ini diperoleh oleh adanya infeksi bakterial pada kuning telur (yolk sac). Tidak sedikit berlangsung pada DOC yng berasal dari bibit yng telah tua.
Gejala klinis: F Pada kematian yng bersifat akut, tingkat kematian cenderung selalu tinggi pada hari ke 3-4 F Bau yng tak sedap serta warna yolk sac kening kecoklatan kadang kuning kehijauan F Yolk sac kadang pula nampak mengeras semisal keju ataupun sebagian nampak mengeras. F Peritonitis serta airsacculitis
Penyebab: F Sanitasi yng tidak lebih baik dari telur tetas di hatchery F Kontaminasi bakteri pada hatchery F Kondisi pusar yng tidak lebih baik. Adanya keropeng basah yng menempel pada pusar memicu bakteri gampang menginfeksi ke dalam yolk sac.
Perlakuan yng disarankan: F Berikan suhu yng yng ideal (32-350C) pada 7 hari pertama. Lakukan kontrol suhu secara terpola 2- 4 jam sekali supaya suhu brooding selalu stabil ditandai ayam aktif mencari makan serta minum dan menyebar diseluruh ruangan brooding. Pastikan ayam segera makan supaya kuning telurnya cepat terserap. F Hindari suhu berlebihan ditandai ayam panting (megap-megap) serta sayapnya nampak menggantung. F DOC yng tali pusarnya pasah segera dijauhkan serta dioles yang dengannya iodin pada bagian pusarnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah infeksi F Lakukan grading (pemisahan DOC didasari ukurannya). Bagi DOC yng bobotnya tertinggal dijauhkan tersendiri serta diberi perlakuan serta perhatian lebih ekstra. Sedangkan yng busuk tali pusarnya di culling (dimusnahkan). F Berikan pakan yang dengannya kuantitas serta kualitas yng memadai. F Kasih antibiotik broad spectrum selama 4 hari pertama serta 3 hari sebelum serta seusai vaksinasi.
Indikator kesuksesan: F Pencapaian feed intake minimal 160 gram yang dengannya berat badan rata minimal 170 gram pada minggu pertama F Mortalitas minggu pertama tidak lebih dari 1,25% serta menurun di minggu kedua.
Kunci Kesuksesan: F Manajemen brooding yng baik yng didukung yang dengannya pakan yng mempunyai kualitas F Pemilihan serta pemberian antibiotika yng tepat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah infeksi penyakit lebih lanjut dan menghindari resistensi obat
Dehidrasi
Dehidrasi merupakan kondisi dimana DOC nampak lesu lantaran kehilangan cairan yng cukup tidak sedikit. Bisa dilihat pada mengkerutnya kulit serta warna pucat pada kaki.
Gejala klinis: F Umumnya dari ayam yng ukurannya kecil yang dengannya sayap nampak menggantung F Otot nampak hitam. Kulit kaki nampak mengkerut serta kering bersisik F Ada timbunan asam urat di ginjal serta ureter serta sekitar jantung F “Starve-out” (mati lantaran kelaparan) ataupun tanpa pakan dalam intestinalnya
Penyebab: F Tak tersedia air dalam jumlah yng cukup lantaran ayam tak bisa berdirimencari makan serta minum F Kedinginan ataupun Amat kepanasan selama transportasi F Masalah “air flow” pada incubator hatchery F DOC yng awal menetas umumnya mempunyai keseringan gampang dehidrasi lantaran menunggu jadwal full chick serta selama transportasi
Penanganan: F Berikan suhu yng yng ideal (32-330C) pada 7 hari pertama. Lakukan kontrol suhu secara terpola 2- 4 jam sekali supaya suhu brooding selalu stabil ditandai ayam aktif mencari makan serta minum dan menyebar diseluruh ruangan brooding. Pastikan ayam segera makan supaya kuning telurnya cepat terserap. F Hindari suhu berlebihan ditandai ayam panting (megap-megap) serta sayapnya nampak menggantung. F DOC yng lemah Perlu dibantu bagi atau bisa juga dikatakan untuk segera minum. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membantu ayam gampang mencari makan segera sesudah ditebar, taburkan tidak banyak pakan pada koran secara merata. F Kasih minum yng memiliki kandungan gula ATP bagi atau bisa juga dikatakan untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi serta lantas dilanjutkan yang dengannya pemberian vitamin elektrolit. F Lakukan grading (pemisahan DOC didasari ukurannya). Bagi DOC yng bobotnya tertinggal dijauhkan tersendiri serta diberi perlakuan serta perhatian lebih ekstra. Sedangkan yng ekstrim berat badannya (diperkirakan tak mampu normal) segera diculling. F Berikan pakan yang dengannya kuantitas serta kualitas yng memadai. F Kasih antibiotik broad spectrum secara bijaksana.
Indikator kesuksesan: F Pencapaian feed intake minimal 160 gram yang dengannya berat badan rata minimal 170 gram pada minggu pertama F Mortalitas minggu pertama tidak lebih dari 1,25% serta menurun di minggu kedua.
Kunci Kesuksesan: F Manajemen brooding yng baik yng didukung yang dengannya pakan yng mempunyai kualitas F Pemberian gula ATP bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempercepat pemulian kondisi F Seleksi (grading serta culling) secara tepat serta cepat.
Lebih lengkap nya mengenai masalah serta solusi pemeliharaan ayam broiler mampu dibaca di buku Tatacara Lengkap Ayam Broiler Ferry Tamalluddin 3:46 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/mengatasi-masalah-pada-bibit-ayam.html.

Seputar MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING