PETERNAKAN SAPI TANPA RUMPUT. MUNGKINKAH?

- Agustus 12, 2017

PETERNAKAN SAPI TANPA RUMPUT. MUNGKINKAH?

 

Seiring yang dengannya bertambahnya jumlah penduduk memicu kebutuhan akan pangan pula mengalami peningkatan. Kebutuhan pangan yng dibutuhkan merupakan bahan pangan yng mempunyai kandungan gizi tinggi. Yang dengannya terpenuhinya gizi warga atau juga bisa dikatakan masyarakat maka akan menghasilkan kita-kita yng mempunyai kualitas. Pengertiannya pertambahan jumlah penduduk pula secara otomatis akan menghasilkan permintaan akan bahan makanan yng mempunyai nilai gizi tinggi pula akan makin meningkat serta satu dari sekian banyaknya sumber gizi bisa diperoleh dari produk peternakan salah satunya kebutuhan daging.
Didasari kajian oleh Lembaga Studi Pembangunan Peternakan Indonesia (LSPPI), sektor peternakan nasional baru bisa atau mampu menopang 61% kebutuhan daging dalam negeri. Hasil analisis tenyata jumlah ternak sapi serta kerbau yag dipotong pada tahun 2011 diprediksi cuma 1,861juta ekor. Didasari analisis simpel pada tahun 2011, produksi dalam negeri baru baru mampu memasok 61,88% kebutuhan daging. Sisanya, pasokan daging dibantu oleh impor sapi bakalan 18,75 % serta impor daging 19,37 %,”.
Kondisi yang telah di sebutkan menunjukkan bisnis peternakan sapi potong masih Amat potensial bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikembangkan. Satu dari sekian banyaknya bisnis peternakan yng selama ini menjadi primadona merupakan penggemukan sapi potong. Bisnis penggemukan mempunyai keuntungan ganda, yakni keuntungan diperoleh dari bisnis penggemukan itu sendiri serta keuntungan dari kotoran yng diperoleh. Akan tetapi, potensi yang telah di sebutkan bukan tanpa kendala. Kendala utama dalam bisnis penggemukan sapi ptotong merupakan masalah ketersediaan pakan. Selama ini, peternak masih bergantung dari rumput alam menjadi pakan sedangkan keberadaan rumput alam (rumput yng tersedia di alam tanpa ditanam) Amat bergantung pada musim, dimana pada musim penghujan jumlahnya relatif tidak sedikit akan tetapi sebaliknya pada musim kemarau Amat sulit bagi atau bisa juga dikatakan untuk didapatkan. Hal yang telah di sebutkan belum salah satunya makin berkurangnya tanah kosong (pengangonan) yng berpindah fungsi menjadi perumahan. Satu dari sekian banyaknya solusinya merupakan yang dengannya menerapkan konsep peternakan sapi tanpa rumput. Peternakan sapi tanpa rumput mempunyai keunggulan antara lain:
A. Lebih Efisien dalam Penggunaan Lahan Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membudidayakan rumput unggul (rumput gajah, raja dll.) butuh lahan yng cukup luas. Menjadi ilistrasi, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memelihara satu ekor sapi saja paling tak butuh lahan 500 m2 khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebun rumput belum ditambah biaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk membeli konsentrat jadi yng kisaran harganya Rp.2.000-3.000 per kg. Kebutuhan konsentrat per hari per ekor sapi berkisar 4-6 kg. Padahal supaya bisnis penggemukan layak dikembangkan, jumlah sapi minimal yng Perlu digemukkan merupakan 6 ekor. Berguna lahan yng Perlu disediakan khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebun hijauan merupakan 3.000 m2 serta biaya konsentrat Rp8.000-Rp18.000 per hari bergantung jenis, bobot serta target pertambahan bobot badan sapi.
Bagi peternak pemula yang dengannya modal yng tak terlalu besar rasanya hal yang telah di sebutkan Amat memberatkan. Kondisi yang telah di sebutkan adalah satu dari sekian banyaknya karena kenapa selama ini peternak di pedesaan biasanya tingkat kepemilikan ternaknya 1-3 ekor saja. Kondisi ini mampu dipecahkan yang dengannya jalan “rekayasa” terhadap pakan, yakni degan penggemukan sapi potong tanpa rumput. Maksudnya merupakan bukan percis sekali “menjauhkan” sapi dari rumput, akan tetapi rumput bukan lagi menjadi pakan utama yng Perlu ada namun penggunaan rumput menjadi pakan Amat minimal sesui yang dengannya ketersediaanya. Yang dengannya demikian, penggunaan lahan khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanam rumput mampu ditiadakan. Pengertiannya penggunaan lahan lebih efisien lantaran lahan cuma dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk sangkar serta pendukungnya saja. Pakan yng dipakai dalam penggemukan sapi potong merupakan bahan pakan yng berasal dari limbah pertanian, perkebunan serta limbah agroindustri. System ini tentunya Perlu sesuai yang dengannya ketersediaan bahan pakan yng ada di daerah setempat.
B. Memberi jaminan Ketersediaan serta Kontinyuitas Bahan Pakan
Peternakan sapi yng mempergunakan serta memanfaatkan potensi pakan lokal (sesuai daerah setempat) tentunya akan lebih memberi jaminan ketersediaan serta kontinyuitas bahan pakan lantaran tak sepenuhnya bergantung musim asalkan bahan pakan yang telah di sebutkan dikelola yang dengannya cara-cara yng benar. Lantaran ketersediaan bahan pakan telah tak lagi bergantung musim namun yang dengannya “memanfaatkan” musim bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh limbah pertanian sesuai musim tanamnya.
Pada musim hujan dimana berlangsung musim tanam padi maka peternak bisa mempergunakan serta memanfaatkan jerami padi menjadi bahan pakan utama malah andai terlebih mampu disimpan menjadi cadangan pada musim kemarau. Di musim kemarau, dimana petani berpindah menanam jagung ataupun kacang-kacangan maka peternak mampu mempergunakan serta memanfaatkan jerami jagung serta kacang-kacangan menjadi pakan pada bisnis penggemukan sapinya. Akan tetapi walaupun demikian, andai memanglah modal ada serta lahan memanglah tersedia pembuatan lahan hijauan akan lebih baik lantaran akan lebih memberi jaminan ketersediaan serta kontinyuitas pakan.
Disamping limbah pertanian, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi sapi bisa dimanfaatkan limbah agroindustri (limbah pengolahan hasil pertanian) semisal molases, onggok, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak padi, kulit kopi, kulit kakao dan juga lain-lainya menjadi bahan pembuat konsentrat. Jadi peternak mampu menyusun sendiri konsentrat sapi sesuai yang dengannya bahan yng ada di daerah setempat serta tak Perlu membeli konsentrat jadi.
C. Bisa Menaikan Keuntungan
Penggemikan sapi tanpa rumput akan lebih berjalan yang dengannya baik andai menerapkan pola Integrated Farming System. Integratet Farming System bisa diartikan penggabungan ataupun pembaruan dua bagian ataupun kegiatan dibidang pertanian serta perkebunan yang dengannya peternakan menjadi satu kesatuan utuh yng saling terkait serta mampu saling menguntungkan. System ini dilaksanakan yang dengannya menyinergikan bisnis peternakan yang dengannya tanaman pangan serta perkebunan. Selain memperoleh keuntungan yng berlipat-lipat pola Integratet Farming System adalah solusi paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi problem limbah peternakan. Ini adalah system yng Amat efisien serta memiliki tidak sedikit nilai tambah.
Konsep budidaya peternakan yng terintegrasi merupakan merubah limbah pertanian serta perkebunan menjadi pakan ternak yng cukup potensial dan merubah limbah peternakan menjadi sumber daya hara bagi tanaman guna mencapai keadaan zero waste serta peternakan ramah lingkungan. Tujuanan akhir dari system integrasi merupakan bisa mengurangi biaya produksi menjadikan bisa menaikan keuntungan.
Dalam bisnis peternakan sapi potong, kotoran sapi bisa diolah menjadi kompos, pupuk cair, bio gas, dan juga lain-lainya. Kotoran sapi bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemupukan bisnis pertanian dan menjadi sumber energi bagi kita-kita berupa produk gas. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, peternakan Perlu dikelola secara terencana serta tertata menjadikan menghasilkan keterpaduan yang dengannya unit yng lain. Pola peternakan terpadu adalah konsep pertanian yng berorientasi masa depan, berwawasan lingkungan, berharga sosial, efisien, serta mempunyai produktifitas tinggi dan menghasilkan nilai ekonomi. Yang dengannya demikian, bukan cuma peternak sapi saja yng menikmati, namun warga atau juga bisa dikatakan masyarakat petani yng selama ini berkutat pada system budidaya konvensional bisa diberdayakan menjadikan alih teknologi demi efisiensi, efektifitas serta produksi yng optimal bisa tercapai.
Sebetulnya sebagian peternak sudah menerapkan pola integrasi tanaman pertanian yang dengannya ternak sapi. Akan tetapi, lantaran masih menerapkan teknologi tradisional maka produktivitas serta efisiensi yng diperoleh belum optimal. Yang dengannya sentuhan teknologi maju akan bisa menaikan pendapatan peternak secara nyata baik dari tanaman pangan serta perkebunan ataupun dari ternak sapi.
Didasari kondisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwasanya penggemukan sapi potong tanpa rumput bisa memberikan keuntungan antara lain: 1. Menaikan efisiensi dalam penggunaan bahan pakan seta ekonomis berupa penurunan biaya pakan ternak 2. Menaikan produktivitas ternak (penambahan bobot badan yng optimal) lantaran terpenuhinya asupan nutrisi bagi ternak dari pengolahan bahan pakan yang dengannya mempergunakan inovasi teknologi menjadikan menaikan kualitas pakan 3. Menaikan pendapatan peternak menjadi akibat meningkatnya efisiensi serta produktivitas bisnis penggemukan. 4. Terbentuknya kesempatan sumber pendapatan serta lapangan kerja baru, semisal pengolahan limbah pertanian serta perkebunan dan limbah ternak 5. Tersedianya pakan ternak secara kontinyu baik kualitas ataupun kuantitasnya.
Cek Harga Sapi Hari Ini :
  • Harga Daging Sapi Hari Ini
  • Harga Sapi Limousin
  • Harga Sapi Simental
  • Harga Pedet Sapi Simental
  • Harga Sapi Brhman
Ferry Tamalluddin 5:31 AM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/peternakan-sapi-tanpa-rumput-mungkinkah.html.

Seputar PETERNAKAN SAPI TANPA RUMPUT. MUNGKINKAH?

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain PETERNAKAN SAPI TANPA RUMPUT. MUNGKINKAH?