TAHUKAH ANDA. DAGING KAMBING PENYEBAB HIPERTENSI, MITOS ATAU FAKTA?

- Agustus 30, 2017

TAHUKAH ANDA. DAGING KAMBING PENYEBAB HIPERTENSI, MITOS ATAU FAKTA?

 


Tentunya kita Suka kali mendengar bahwasanya mengkonsumsi daging kambing mampu menimbulkan darah tinggi serta diabetes. Padahal pendapat dari dokter, yng sebetulnya berlangsung bukanlah demikian. Bukan daging kambing yng menimbulkan darah tinggi serta diabetes, namun karbohidrat yng disantap bersama daging yang telah di sebutkan.
Sebetulnya mitos mengenai daging kambing yng bisa memicu hipertensi sudah tidak sedikit diklarifikasi. Proses terjadinya hipertensi butuh waktu lama, serta hal ini tak cuma penyebabnya yaitu oleh daging kambing saja. Daging dari jenis lain pun bisa memicu hipertensi, dikarenakan kolesterol yng dikandungnya. Andai dikonsumsi dalam jumlah berlebihan ditambah lagi seseorang tak pernah berolahraga serta tidak banyak konsumsi sayur akan makin menaikan resiko terjadinya hipertensi.
Andai seseorang memanglah mempunyai kadar kolesterol tinggi dalam darah, hal ini dalam waktu lama akan memicu terbentuknya plak pada pembuluh darah. Lama-kelamaan plak ini makin besar menjadikan mengurangi elastisitas dari pembuluh darah ditambah lagi berlangsung penyempitan pembuluh darah menjadikan berlangsung peningkatan resistensi pembuluh darah. Semisal yng telah tidak sedikit diketahui bahwasanya satu dari sekian banyaknya faktor yng berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi merupakan resistensi ataupun tahanan pembuluh darah yng makin tinggi. Andai resistensinya semakin tinggi maka hal ini bisa meyebabkan hipertensi akibat dibutuhkan peredaran darah yng lebih kuat bagi atau bisa juga dikatakan untuk melewati pembuluh darah yang telah di sebutkan. Hayalkan saja andai sebuah pipa yng lantas diameternya menjadi lebih sempit pada beberapa bagian, maka dibutuhkan peredaran air yng lebih tinggi bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa melewatinya, menjadikan tekanan yng dibutuhkan pula akan makin tinggi. Kira-kira begitulah bagaimana mekanisme seseorang dikatakan mengkonsumsi daging bisa mengalami hipertensi.
Akan tetapi, tak cuma daging kambing saja yng Perlu dikurangi, daging lain pun pula andai seseorang mempunyai resiko terjadinya hipertensi, lantaran kadar kolesterol dalam daging kambing tak beda jauh yang dengannya daging sapi ataupun daging ayam. Memanglah hal yng paling benar bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari hipertensi serta peningkatan kadar kolesterol merupakan tidak sedikit mengkonsumsi sayur serta buah, serta daging secukupnya jangan terlalu berlebihan.
"Daging kambing itu tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah, yang akhirnya berdampak pada darah tinggi dan diabetes. Yang lebih perlu diwaspadai adalah karbohidrat yang menyertai santap kambing tersebut, yaitu nasi atau lontongnya, yang ditambah dengan gula di bumbu serta minuman manis, apalagi minuman dingin ber-es," ujar dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH, seorang dokter spesialis penyakit dalam, jantung, serta infeksi di RS Asri Jakarta,
Pendapat dari dr Kasim, tak tidak sedikit yng mengetahui bahwasanya nasi itu bukan cuma sekadar karbohidrat saja, melainkan pula lemak. Maka bisa dikatakan bahwasanya yng sebetulnya memicu tekanan darah naik itu merupakan makanan serta minuman penyerta disaat mengonsumsi daging kambing itu.
Malah dr Kasim pula mengungkapkan bahwasanya daging kambing lebih baik dibanding daging sapi. Pendapat dari dokter yng pula berprofesi menjadi konsultan kebugaran atau kesehatan serta meditasi ini, kambing yng diternak secara lebih tradisional memiliki kadar lemak jenuh lebih tidak banyak serta bebas kontaminasi antibiotik dan steroid.
Sedangkan yang dengannya ukuran yng lebih besar, ternak sapi pun di lakukan lebih modern dibanding ternak kambing menjadikan memiliki kadar lemak jenuh lebih tidak sedikit serta berindikasi terkontaminasi antibiotik dan steroid. "Masalah pakan ternak ini banyak luput dari perhatian, berbeda dengan kolesterol yang sudah sangat akrab di masyarakat. Padahal perlu diperhatikan efek dari antibiotik dan steroid yang terjadi akibat melalui berbagai jenis pakan ternak," tutur dr Kasim.
"Dalam pengobatan Timur zaman Tao, kambing juga terbukti mempunyai derajat basa yang lebih baik dari sapi dan babi," imbuhnya.
Butuh diingat segala hal yng berlebihan tentu dampaknya tak baik. Nasi dibutuhkan oleh tubuh, akan tetapi jangan makan terlalu tidak sedikit. Demikian juga aneka daging-dagingan, salah satunya daging sapi ataupun kambing. Konsumsilah secara wajar serta seimbang supaya kebugaran atau kesehatan tetap terjaga.
dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP sebelumnya pernah memberikan dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan merupakan sembelit. andai orang yng bersangkutan memiliki penyakit GERD, penyakit di mana asam ataupun isi lambung berbalik arah ke esophagus lantas ke tenggorokan maka mungkin GERDnya akan bertambah parah sesudah mengonsumsi daging kambing berlebihan GERD.
Selain sembelit serta memperparah GERD, dr Ari pula mengingatkan bahwasanya konsumsi terlebih daging kambing mampu memicu efek jangka panjang yakni meningkatnya kadar lemak serta kolesterol darah. Pendapat dari dr Ari, daging kambing semisal daging merah lain-lainnya yng berjadar lemak tinggi. Apalagi lemak hewani umumnya memiliki kandungan lemak jenuh.
Sumber: http://obatherbalalamimultikhasiat17.blogspot.com Ferry Tamalluddin 6:50 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/tahukah-anda-daging-kambing-penyebab.html.

Seputar TAHUKAH ANDA. DAGING KAMBING PENYEBAB HIPERTENSI, MITOS ATAU FAKTA?

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain TAHUKAH ANDA. DAGING KAMBING PENYEBAB HIPERTENSI, MITOS ATAU FAKTA?