TUNTAS MEMBERANTAS PENYAKIT CACINGAN PADA SAPI

- Agustus 26, 2017

TUNTAS MEMBERANTAS PENYAKIT CACINGAN PADA SAPI

 
TUNTAS MEMBERANTAS PENYAKIT CACINGAN PADA SAPI
Penyakit cacingan. Pengendalianya butuh kemauan dari peternak
Kasus cacingan yng berlangsung pada sapi disinyalir dipengaruhi oleh beberapa faktor yng menjadi predisposisi (pemicu) penyakit yang telah di sebutkan. Faktor-faktor yang telah di sebutkan di antaranya umur, musim ataupun kondisi lingkungan, keberadaan vektor (inang antara) serta metode pemeliharaan.
1. Umur
Andai dilihat dari umur serangannya, kasus cacingan pada sapi bisa menyerang seluruh umur. Akan tetapi, didasari jumlah kasus yng berlangsung di lapangan, pedet cenderung mempunyai tingkat kerentanan yng lebih tinggi terhadap kasus cacingan. Pedet lebih rentan terserang penyakit cacingan lantaran mempunyai daya tahan tubuh yng belum optimal.
2. Musim ataupun kondisi lingkungan
Kasus cacingan lebih-lebih Suka didapati pada tatkala musim hujan ataupun kondisi lingkungan lembab serta basah yng biasanya penyebabnya yaitu oleh manajemen pemeliharaan yng tidak lebih baik. Kondisi yang telah di sebutkan menjadi media yng cocok bagi atau bisa juga dikatakan untuk perkembangan telur cacing menjadi bentuk yng siap masuk ke dalam tubuh sapi. Pada peternakan sapi skala kecil, biasanya sanitasi ataupun kebersihan sangkar masih Amat minim, menjadikan sangkar lebih Suka dalam kondisi yng kotor serta becek. Oleh lantaran itu, besar kemungkinannya sapi yng dipelihara dalam sangkar semisal ini terserang cacingan.
3. Keberadaan vektor (inang antara)
Beberapa jenis cacing yng menyerang sapi butuh inang antara semisal siput air tawar dalam siklus hidupnya. Pada kondisi yng lembab, hewan ini bisa atau mampu hidup serta berkembang biak yang dengannya Amat baik. Maka tidak heran pada tatkala musim hujan siput air tawar ini Suka kita jumpai lantaran populasinya yng bertambah tidak sedikit. Andaikan dikaitkan yang dengannya kasus cacingan pada sapi, kondisi ini tentu saja bisa menaikan resiko serangan parasit cacing pada ternak sapi.
4. Metode pemeliharaan
Andai ditinjau dari metode pemeliharaannya, sapi yng dipelihara yang dengannya system tradisional (ekstensif) lebih beresiko terserang penyakit cacingan dibandingkan yang dengannya sapi yng dipelihara yang dengannya system yng lebih modern (intensif). Pada pemeliharaan yang dengannya system ekstensif, sapi dibiarkan bebas merumput ataupun mencari makan sendiri di lahan penggembalaan. Padahal tak jarang tempat-tempat yng dijadikan menjadi lahan penggembalaan yang telah di sebutkan sudah terkontaminasi telur ataupun larva cacing. Sedangkan pada pemeliharaan yang dengannya system intensif, sapi sepanjang hari dikandangkan serta pakan diberikan pada waktu tertentu oleh pemilik ternak. Hal ini tentu saja bisa mengurangi resiko sapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk kontak yang dengannya telur ataupun larva cacing.
Gejala Klinis serta Perubahan Organ (Patologi Anatomi)
Kasus cacingan pada ternak sapi biasanya berjalan secara kronis (dalam waktu yng lama), menjadikan pada awal serangan gejalanya susah bagi atau bisa juga dikatakan untuk diamati. Secara umum sapi yng terserang cacingan badannya kurus, bulu kusam serta berdiri, mengalami diare ataupun malah konstipasi (susah Buang air besar), nafsu makan menurun serta terkadang mengalami anemia.
Didasari kasus yng diadukan atau dilaporkan di lapangan, pedet sapi yng menderita toxocariasis menunjukan gejala diare serta badannya menjadi Amat kurus. Pernah diadukan atau dilaporkan pula bahwasanya kasus toxocariasis pada pedet bisa memicu kematian. Pedet yng bertahan hidup umumnya akan mengalami gangguan pertumbuhan. Perubahan patologi anatomi yng didapati pada pedet yng mati akibat serangan toxocariasis merupakan terjadinya peradangan pada saluran percernaan usus halus.
Sapi dewasa yng terserang toxocariasis biasanya tak menunjukan gejala yng terperinci. Cuma saja, infestasi cacing T. vitulorum pada sapi perah umumnya akan menurunkan kualitas susu lantaran memiliki kandungan larva cacing ini.
Sementara pada kasus fasciolosis, Suka diadukan atau dilaporkan ternak sapi mengalami gangguan pencernaan berupa konstipasi yang dengannya feses yng kering. Pada kasus yng telah parah, seringkali sapi menunjukan gejala diare, pertumbuhan yng terhambat malah berlangsung penurunan produktivitas. Andaikan ternak sapi dipotong, bisa kita amati adanya perubahan patologi anatomi lebih-lebih pada organ hati. Pada kasus akut (kasus penyakit berjalan singkat) akan ditemui adanya pembendungan serta pembengkakkan hati, permukaan hati umumnya akan mengalami perdarahan titik (ptechie) dan kantong empedu serta usus memiliki kandungan darah. Sementara pada kasus kronis, umumnya berlangsung penebalan dinding saluran empedu serta pengerasan jaringan hati (serosis hati). Pada saluran empedu umumnya bisa didapati parasit cacing malah seringkali terdapat batu empedu.
Tips Mendiagnosa Cacingan pada Sapi
Satu dari sekian banyaknya problem tak teridentifikasinya kasus cacingan pada sapi yakni akibat minimnya gejala klinis yng bisa teramati. Malah pada kasus cacingan yng masih awal, sapi umumnya masih terlihat sehat tanpa menunjukan adanya gejala klinis. Selain itu, gejala klinis yng muncul pada kasus cacingan pun adalah gejala yng Amat umum menjadikan kadang masih menyulitkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengarahkan diagnosa. Terkecuali andai kasus cacingan telah Amat parah, maka bisa kita temukan adanya cacing dewasa pada feses sapi, lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk cacing yng menyerang saluran pencernaan.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membantu meneguhkan diagnosa cacingan pada sapi bisa di lakukan melalui uji laboratorium, yakni uji feses. Pemeriksaan ataupun uji feses bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui keberadaan telur cacing secara kualitatif ataupun kuantitatif. Selain keberadaan telur, pada feses pula bisa didapati keberadaan larva cacing. Lebih jauh lagi, pada uji feses ini bisa diidentifikasi jenis cacing yng menyerang didasari karakteristik telur yng didapati. Melalui uji ini pula kasus cacingan pada sapi bisa diidentifikasi sejak dini menjadikan pengobatannya pun akan relatif lebih gampang serta kerugian ekonomi yng lebih besar bisa diminimalkan.
Pengendalian serta Penanganan Cacingan
Pengendalian serta penanganan kasus cacingan pada sapi bisa di lakukan yang dengannya tips yng simpel, yakni memutus siklus hidup dari parasit cacing yang telah di sebutkan. Tips ini dianggap cukup murah serta Amat efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberantas kasus cacingan pada sapi yng selalu berulang dari tahun ke tahun. Beberapa hal yng Perlu diperhatikan terkait upaya pengendalian serta penanganan kasus cacingan pada sapi di antaranya :
1. Program pemberian anthelmintika (obat cacing)
Pemberian anthelmintika adalah langkah utama dalam upaya pengendalian serta penanganan cacingan baik pada pedet ataupun sapi dewasa. Pemberian anthelmintika sebaiknya tak cuma di lakukan pada ternak sapi yng sudah dipastikan positif cacingan mengingat hampir sebagian besar sapi lebih-lebih yng dipelihara secara tradisional menderita cacingan. Program pemberian anthelmintika sebaiknya di lakukan sejak masih pedet (umur 7 hari) serta diulang secara terjadwal setiap 3-4 bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas serta memutus siklus hidup parasit yang telah di sebutkan.
2. Sanitasi sangkar serta lingkungan
Kasus cacingan pada sapi akan menjadi lebih susah diberantas andai tak ditunjang yang dengannya sanitasi sangkar serta lingkungan yng baik. Upaya yng bisa di lakukan di antaranya melindungi drainase sangkar serta lingkungan di sekitarnya menjadikan tak lembab serta becek dan menghindari adanya kubangan-kubangan air pada tanah. Selain itu, tanaman serta rumput-rumput liar di sekeliling kadang dibersihkan dan melakukan desinfeksi sangkar secara rutin mempergunakan Antisep tik
3. System penggembalaan serta pemberian rumput
Tatkala menggembalakan sapi, sebaiknya hindari tempat-tempat penggembalaan yng becek serta padang rumput yng diberi pupuk sangkar tanpa diketahui yang dengannya terperinci asal usulnya. Selain itu, ternak sapi sebaiknya tak digembalakan terlalu pagi lantaran pada waktu yang telah di sebutkan larva cacing umumnya lebih banyak didominasi berada di permukaan rumput yng masih basah.
Guna memutus siklus hidup cacing, sebaiknya system penggembalaan di lakukan secara bergilir. Pengertiannya sapi tak terus-menerus digembalakan di tempat yng percis. Pada padang penggembalaan pula bisa ditaburkan copper sulphate bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah perkembangan larva cacing hati. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk sapi yng dipelihara secara intensif, pemberian rumput segar Amat tak dianjurkan. Sebaiknya rumput dilayukan berlebi dahulu sebelum diberikan pada sapi guna menghindari termakannya larva cacing yng menempel pada rumput.
4. Mengendalikan Populasi Inang Antara
Mengingat beberapa spesies cacing butuh inang antara semisal siput air tawar bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelangsungan hidup cacing hati, maka populasinya menjadi Amat berpengaruh terhadap kesuksesan pengendalian serta penanganan kasus cacingan. Populasi siput air tawar bisa dikurangi yang dengannya tips memelihara itik ataupun bebek yng berperan menjadi predator alami inang antara yang telah di sebutkan. Selain itu, lingkungan Perlu di awasi agar bisa tak terlalu lembab serta basah lantaran kondisi yang telah di sebutkan Amat baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelangsungan hidup siput air tawar.
5. Memperbaiki Kualitas Pakan
Meyakini ataupun tak, bahwasanya kualitas pakan memberi pengaruh tingkat fenomena cacingan pada ternak sapi. Kualitas pakan, baik rumput ataupun konsentrat, yng baik bisa membantu menaikan daya tahan ternak sapi lantaran nutrisi yng diharapkan tercukupi.
6. Monitoring telur serta larva cacing
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya penularan kasus cacingan Amat gampang berlangsung serta dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi. Oleh lantaran itu, pada peternakan skala besar butuh di lakukan upaya monitoring secara rutin (2-3 bulan sekali) terhadap telur serta larva cacing melalui uji feses.
Upaya pengendalian serta penanganan cacingan ini sebetulnya Amat simpel serta bisa di lakukan oleh seluruh kalangan peternak. Akan tetapi, bagi atau bisa juga dikatakan untuk menunjang hal ini diharapkan sebuah komitmen serta kesadaran yng tinggi dari seluruh peternak bahwasanya upaya pengendalian serta penanganan kasus cacingan butuh di lakukan secara berkelanjutan. Andai kedua modal utama yang telah di sebutkan cuma dimiliki oleh sebagian peternak, maka bisa kita ramalkan tingkat kesuksesan pun menjadi lebih kecil.
Cek Harga Sapi Hari Ini :
  • Harga Daging Sapi Hari Ini
  • Harga Sapi Limousin
  • Harga Sapi Simental
  • Harga Pedet Sapi Simental
  • Harga Sapi Brhman
Ferry Tamalluddin 3:20 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/tuntas-memberantas-penyekit-cacingan.html.

Seputar TUNTAS MEMBERANTAS PENYAKIT CACINGAN PADA SAPI

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain TUNTAS MEMBERANTAS PENYAKIT CACINGAN PADA SAPI