CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM (1)

- September 02, 2017

CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM (1)

 
Ternak Pertama - CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM - Penyakit CRD komplek adalah satu dari sekian banyaknya penyakit yng Suka “mampir” ke peternakan ayam, baik ayam pedaging (broiler) ataupun ayam layer (petelur). Penyekit ini Amat merugikan lantaran selain menghambat pertumbuhan serta produksi telur, CRD komplek pula menghasilkan mortalitas yng cukup tinggi.
Penyakit CRD hampir pasti pernah berlangsung di sebuah peternakan ayam. Hampir di setiap periode pemeliharaan, serangan bakteri Mycoplasma gallisepticum (penyebab penyakit CRD) selalu muncul. Penyakit CRD komplek adalah penyakit CRD yng diikuti oleh penyakit sekunder antara lain collibasilosis.
Penyakit ini biasanya penyebabnya yaitu oleh kesalahan manajemen. Penerapan manajemen pemeliharaan yng tidak lebih baik menjadi predisposisi (faktor pemicu munculnya penyakit). Walau demikian, serangan penyakit ini pula mampu penyebabnya yaitu lantaran kualitas DOC yng tidak lebih baik.
Faktor Pemicu Serangan CRD Kompleks
Kasus di lapangan, merebaknya kasus CRD kompleks seringkali penyebabnya yaitu lantaran kesalahan manajemen pemeliharaan. Malah, penyakit ini disebut pula menjadi penyakit kesalahan manajemen. Kesalahan manajemen yng dimaksud merupakan kepadatan yng terlalu tinggi, litter yng basah, sirkulasi udara yng tak lancar, bioscurity yng tidak baik, temperatur pada masa brooding yng tak optimal serta sebagainya. Kondisi ini diperparah yang dengannya DOC yng mempunyai kualitas rendah.
Perbaikan genetik ayam ras sudah menunjukan perkembangan yng sungguh pesat. Ayam pedaging bisa atau mampu tumbuh cepat yang dengannya efisiensi ransum makin baik. Demikian juga yang dengannya ayam petelur, bisa atau mampu menghasilkan telur dalam waktu lebih awal (bertelur lebih awal 2 minggu) yang dengannya puncak produksi lebih tinggi serta persistensi produksi telur yng lebih lama.
Pada ayam pedaging, pertumbuhan berat badan yng begitu pesat tak diimbangi yang dengannya perkembangan organ dalam, semisal jantung serta paru-paru. Hal ini menghasilkan paru-paru dipaksa bekerja keras dalam menyuplai oksigen bagi atau bisa juga dikatakan untuk proses metabolisme tubuh. Akibatnya, organ pernapasan ini menjadi lebih rentan terhadap gangguan. Kondisi ini pula dialami oleh organ pernapasan lain-lainnya, semisal hidung (sinus hidung), trakea serta kantung udara.
Pertumbuhan berat badan yng cepat tanpa diikuti yang dengannya perkembangan organ dalam akan menimbulkan munculnya penyakit saluran pernapasan. DOC yang dengannya ukuran berat badan di bawah standar lebih rentan terserang penyakit pernapasan. Kondisi tubuhnya yng lemah memicu DOC yng berukuran tubuh lebih kecil lebih gampang terinfeksi bakteri M. gallisepticum ataupun E. coli.
Anak ayam yng terserang CRD akan menunjukan gejala berupa tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk serta diare berwarna semisal tanah. Pada perkembangan selanjutnya, anak ayam menjadi rentan terhadap infeksi penyakit lain-lainnya, misalnya korisa, IB ataupun ND. Hal ini penyebabnya yaitu infeksi CRD memicu kerusakan sinus hidung (sinus infraorbitalis) yng adalah system pertahanan pertama bagi masuknya bibit penyakit melalui saluran pernapasan.
Oleh lantaran itu, bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi produktivitas ayam tetap optimal serta tak gampang terserang penyakit saluran pernapasan (CRD komplek) penerapan tata laksana pemeliharaan yng baik sekalian pengaplikasian konsep biosecurity secara ketat menjadi langkah yng tepat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai hal itu.
Gejala serta tanda penyakit CRD Komplek
Penyakit CRD kompleks identik berlangsung pada ayam pedaging, akan tetapi ayam petelur pula Suka mengalami penyakit ini. Pada perkembangannya, serangan CRD kompleks pada ayam pedaging mulai berlangsung tatkala umur > 2 minggu serta serangan CRD kompleks tidak sedikit berlangsung pada umur 22-28 hari. Pada ayam petelur, serangan CRD kompleks paling Suka menyerang pada umur 6-12 minggu.
Semisal halnya penyakit CDR, gejala CRD kompleks bisa berupa ngorok, lesu, bulu kusam, turunnya nafsu makan serta pertambahan bobot badan terhambat dan penurunan produsi telur pada ayam petelur. CRD Komplek adalah penyakit komplikasi antara infeksi M. gallisepticum serta E. coli. Komplikasi keduanya memicu perubahan yng khas, yakni perihepatitis serta perikarditis fibrinus hingga fibrinopurulen. Salpingitis ataupun oviduk yng terisi eksudat kaseus pula mencirikan komplikasi CRD serta colibacillosis.
Pencegahan serta Penanganan
Rumus dalam penanganan terhadap suatu penyakit merupakan penanganan penyakit Perlu disertai yang dengannya perbaikan manajemen pemeliharaan. Oleh lantaran itu, sebelum ataupun sesudah ternak terserang penyakit wajib melakukan perbaikan manajemen pemeliharaan.
Lakukan Seleksi Sedini Barangkali
Segera melakukan seleksi tatkala chick in menjadi satu dari sekian banyaknya teknik menekan penyebaran CRD. Lakukan culling (afkir dini) andai ayam cacat serta isolasi anak ayam yng lemah bagi atau bisa juga dikatakan untuk diberi perlakuan khusus, semisal pemberian multivitamin ataupun antibiotik.
Perbaiki manajemen brooding
Masa brooding menjadi “pondasi” bagi pertumbuhan ayam pada masa selanjutnya lantaran masa brooding adalah periode pertumbuhan serta perkembangan seluruh sel serta organ tubuh ayam, yakni organ pencernaan, pernapasan, reproduksi serta organ kekebalan ataupun pertahanan tubuh. Kesalahan pada periode ini akan memberikan dampak tersendiri yakni pertumbuhan serta produktivitas yng tak optimal. Berlebi lagi andai ayam pernah sempet terserang penyakit (misalnya penyakit CRD kompleks).
Kunci awal kesuksesan pada brooding adalah persiapan, pembersihan serta desinfeksi sangkar secara tepat serta menyeluruh. Andai kegiatan ini tak di lakukan yang dengannya baik maka tatkala chick in akan tidak sedikit didapati kendala, berlebi lagi bila periode sebelumnya terserang penyakit.
Kesalahan yng umum di lakukan peternak merupakan tatkala kondisi cuaca dingin, pemanas ataupun brooder selalu dihidupkan serta tirai sangkar ditutup (tanpa celah ventilasi) yang dengannya anggapan supaya bisa atau mampu melindungi panas di dalam sangkar tetap stabil. Akan tetapi, tahukah kita bahwasanya hal yang telah di sebutkan tidak lebih tepat? Panas yng cukup memanglah menjadi syarat supaya DOC AYAM bisa tumbuh yang dengannya baik, akan tetapi mempertahankan panas yang dengannya menghilang-kan ventilasi sangkar bisa berakibat sebaliknya. Ventilasi sangkar yng tertutup akan memicu gas sisa pembakaran dari brooder, amonia dari sangkar ataupun debu dari litter tak bisa dikeluarkan dari sangkar. Akibatnya, kualitas udara menurun menjadikan menimbulkan serangan penyakit pernapasan, lebih-lebih CRD. Selain itu, kasus ascites bisa terpicu yang dengannya kondisi yang telah di sebutkan. Oleh lantaran itu, pertahankan suhu sangkar supaya tetap nyaman sekalian tetap memberikan tidak banyak celah (20-30 cm) menjadi jalur sirkulasi udara.
Jaga serta perhatikan kualitas litter
Selain system sirkulasi yang telah di sebutkan, kualitas litter yng dipakai pula Perlu diperhatikan. Genakan bahan litter yng gampang menyerap air serta tak memicu debu. Sebelum bahan litter dimasukkan lakukan desinfeksi berlebi dahulu. Tatkala masih memakai alas koran, lakukan penggantian koran sehari-hari. Litter yng sudah menggumpal serta basah Perlu segera diangkat serta diganti yang dengannya yng baru. Kesalahan fatal yng Suka berlangsung di lapangan merupakan seringkali liter yng basah cuma di tutup saja yang dengannya sekam kering, akibatnya sekam yng basah yang telah di sebutkan menjadi media yng Amat ideal bagi berkembangnya bibit penyakit.
Tulisan atau artikel Selanjutnya :
  • CARA BETERNAK AYAM PETELUR
  • CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM (2)
  • OBAT HERBAL AYAM
Ferry Tamalluddin 5:58 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/cara-menangani-crd-komplek-di.html.

Seputar CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM (1)

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM (1)