CARA JITU MENANGKAL PENYAKIT AYAM

- Agustus 29, 2017

CARA JITU MENANGKAL PENYAKIT AYAM

 
Ternak Pertama - CARA JITU MENANGKAL PENYAKIT AYAM - Pencegahan penyakit akan selalu lebih baik, lebih murah malah lebih menguntungkan dari pada tindakan pengobatan. Upaya pencegahan penyakit hendaknya di lakukan secara terpadu, telaah serta kontinyu yang dengannya tatacara memberikan batas ruang bagi tumbuh kembangnya bibit penyakit. Prinsip pencegahan penyakit bisa di lakukan dari aneka macam aspek yng Perlu dilaksanakan secara terpadu dari tiap aspek, yakni kualitas bibit, pakan yng seimbang, pemeliharaan yng baik, vaksinasi serta bioscurity.
1. Penggunaan Bibit yng Mempunyai kualitas Baik
Bibit ataupun DOC ikut berperan dalam menentukan performance ayam. Hal ini berguna, dalam pemeliharaan ayam hendaknya mempergunakan DOC yang dengannya kualitas yng baik. Sebisa barangkali dalam Pemilihan bibit Perlu memperhatikan segi kualitasnya. Jangan cuma tertarik yang dengannya harga yng murah akan tetapi merepotkan dalam pemeliharaannya.

DOC yng baik mempermudah pemeliharaan
Bibit yng dipakai Perlu terjamin bebas dari penyakit. Bibit yng membawa masalah baik dari breeding ataupun dari hactry umumnya akan terlihat pada minggu-minggu awal pemeliharaan berupa kematian tinggi di satu minggu pertama. Andai tidak lebih tepat dalam penanganannya, pola kematian bisa terus meningkat dari hari ke hari malah mampu menimbulkan munculnya penyakit lain yng lebih ganas. Praktik dilapangan taklah semudah yng dibayangkan. Terkadang, Amat susah memperoleh DOC yng mempunyai kualitas baik (platinum) lebih-lebih tatkala permintaan DOC tinggi. Mau tak mau, peternak Perlu memperoleh DOC yng tak sesuai yang dengannya harapan. Oleh lantaran itu, apa bila mendapatkan DOC yng kondisinya “kurang normal” maka penangannya pun pula Perlu lebih baik dari DOC yng normal lebih-lebih pada masa brooding, antaralain: · Pemberian anti biotik spektrum luas (broad spectrum) 4-5 hari pertama. · Suhu pemanas diupayakan 33-350C selama 7 hari pertama ”full” yang dengannya tetap memperhatikan kondisi serta tingkat penyebaran ayam di dalam sangkar (brooding). Hindari fluktuasi suhu yng ekstrim. · Andai diharapkan jumlah pemanas ditambah bagi atau bisa juga dikatakan untuk antisipasi fluktuasi suhu ataupun jumlah ayam per pemanas (brooder) dikurangi. Misalkan, andai umumnya 1 pemanas mampu bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1.000 ekor, maka mampu dikurangi 1 pemanas bagi atau bisa juga dikatakan untuk 500 ekor. · Perhatikan kualitas air, sekam selalu kering serta sirkulasi udara Perlu lancar · Feed intake minggu pertama Perlu masuk standar. Umumnya andai DOC “kurang normal” susah mencapai feed intake standar. Oleh lantaran itu, pemberian pakan Perlu sedikit-sedikit namun sesering barangkali serta jumlah tempat makan ataupun tempat minum diperbanyak menjadikan ayam tak kesulitan menjumpai tempat pakan serta minum. · Seleksi secara ketat dari awal pemeliharaan. Ayam yng kecil “harapan hidupnya” segera di culling serta ayam yng “layak hidup” segera di grading bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi kompetisi memperoleh pakan ataupun minum. Ayam yng kecil diperlakukan lebih “istimewa” dibandingkan yng besar serta andai diharapkan diberi vitamin bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendukung pertumbuhannya. · Pelebaran sangkar sesuai yang dengannya kebutuhan ayam. · Penyemprotan sangkar di lakukan minimal 1 minggu sekali yang dengannya disinfektan · Periode brooding mampu diperpanjang sesuai kondisi ayam serta lingkungan · Program medikasi serta vaksinasi Perlu dilaksanakan secara konsekuen
2. Pemberian Pakan yng Seimbang
Pakan yng seimbang merupakan pakan yng memiliki kandungan nutrisi yng dibutuhkan baik secara kuantitas ataupun kualitas bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendukung pertumbuhan sesuai yang dengannya tujuan pemeliharaan. Pemberian pakan yng seimbang akan memberikan kondisi yng baik bagi ayam menjadikan bisa tumbuh secara optimal, serta sebaliknya pemberian pakan yng tak seimbang akan memicu aneka macam kerugian semisal timbulnya aneka macam penyakit akibat defisiensi satu dari sekian banyaknya zat makanan. Akan tetapi, walaupun pakan yng dipakai telah baik adakalanya hasil produksi yng diharapkan tak tercapai. Hal ini lantaran pakan yng sebetulnya tidak jelek alias bagus bisa berkurang kualitasnya oleh aneka macam faktor semisal transortasi pakan serta penyimpanan pakan.
a. Transpotrasi pakan Transortasi pakan dari pabrik pakan ke poultry shop (toko yng menjual aneka macam sapronak unggas) ataupun dari poultry shop ke sangkar mampu menurunkan kualitas pakan. Kerusakan pakan mampu berlangsung lantaran di kenai hujan ataupun panas selama proses pengangkutan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, pengangkutan pakan sebaiknya mempergunakan kendaraan beroda empat box. Andai mempergunakan truk bak terbuka maka hendaknya pakan ditutup secara rapat menjadikan andai hujan pakan tak di kenai air ataupun andai panas pakan tak di kenai sinar matahari secara langsung. Selain itu, andai tatkala hingga dikandang kondisi tengah hujan jangan dulu membongkar pakan lantaran mampu saja pakan di kenai air hujan. Pakan yng basah andai disimpan bisa memicu jamur yng Amat rawan bagi ternak lantaran bisa memicu penyakit pencernaan.
b. Penyimpanan pakan Penyimpanan pakan akan memberi pengaruh kualitas pakan. Usahakan pakan tak langsung bersentuhan yang dengannya tanah menjadikan Perlu diberi alas di bawahnya. Penerapan system FIFO (first in first out) Perlu dilaksanakan secara ketat. Pengertiannya, pakan yng pertama masuk Perlu dipakai berlebi dahulu. Sebaiknya, pakan telah dipakai sebelum satu minggu, akan tetapi masih aman dipakai hingga dua minggu bagi atau bisa juga dikatakan untuk pakan tepung. Sementara itu, pakan butiran/pelet mampu lebih tahan hingga 3—4 minggu. Oleh lantaran itu, usahakan pakan yng baru datang 2 hari sebelum stok digudang habis. Stok pakan di gudang hendaknya disesuaikan yang dengannya konsumsi pakan ayam selama 1 minggu lantaran kita tak tahu telah berapa lama pakan disimpan di gudang poultry shop. Andai memungkinkan, beli langsung pakan dari pabrik. Akan tetapi, umumnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk membeli pakan dari pabrik secara langsung Perlu dalam jumlah yng tidak sedikit lantaran ongkos angkut pula Perlu diperhitungkan. Tips simpel bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui pakan masih layak ataupun tak merupakan dari tampilan fisiknya. Pakan yng masih baru mempunyai bau yng khas “segar” serta tak apek, tak berkutu, tak ada gumpalan, warna kuning serta tak berjamur ataupun berwarna agak hijau/kebiru-biruan. Selain itu, respon ayam yng diberi pakan yng masih baru pula Amat baik, yakni nafsu makan akan lebih tinggi dibandingkan pakan yng telah lama. Penyakit pencernaan yng terkait yang dengannya penyimpanan pakan yng tak benar dipengaruhi oleh 3 hal, yakni menjadi berikut. · Bahan baku pakan. Kandungan bahan pakan semisal jagung yng memiliki kandungan aflatoxin di atas batas maksimal 50 ppb bisa menghasilkan penyakit pencernaan. · Penyimpanan pakan. Pakan yng tak disimpan yang dengannya baik, misalnya di dalam ruangan yng lembap serta bocor, bisa menghasilkan tumbuhnya jamur yng bila dikonsumsi ayam bisa memicu gangguan pencernaan. · Kadaluarsa. Pakan Perlu dipakai serta Perlu habis sebelum masa kadaluarsanya.
3. Pemeliharaan yng Baik
Pemeliharaan yng baik adalah bagian pencegahan terhadap penyakit yng Amat penting. Pemeliharaan yng baik akan mengurangi serta mengatasi stress pada ayam menjadikan system kekebalan tubuhnya tak terganggu. Sebaliknya, pemeliharaan yng tidak baik akan menghasilkan munculnya stress. Stress pada ayam akan merusak system kekebalan ayam menjadikan penyakit gampang masuk ke dalam tubuh. Pemeliharaan yng baik pada prinsipnya merupakan melaksanakan segenap tahapan pemeliharaan yang dengannya manajemen pemeliharaan yng tepat sesuai yang dengannya kondisi yng dibutuhkan ternak. Pemeliharaan baik akan membuat ayam tumbuh secara baik salah satunya sisitem kekebalannya menjadikan penyakit tak gampang masuk serta menyerang ayam.
4. Bioscurity
Biosekuriti merupakan serangkaian program/prosedur yng mencakup kebijakan serta praktik yng dirancang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah masuknya serta menyebarkan agen penyebab penyakit pada ayam. Agen penyebab penyakit memicu penurunan kinerja, mortalitas serta hilangnya pendapatan. Agen penyakit meliputi virus, bakteri, protozoa, jamur, parasit (eksternal serta internal). Bioscurity meliputi isolasi, pengendalian lantas lintas serta sanitasi.
a. Isolasi Adalah tatacara bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjauhkan ayam dari sumber penyakit. Isolasi bisa di lakukan yang dengannya membuat pagar mengelilingi sangkar menjadikan agen pembawa penyakit tak gampang masuk ke tempat peternakan. Isolasi pula bisa dilaksanakan di dalam lingkungan sangkar yang dengannya tatacara memisahkan ayam yng tak normal (sakit, kerdil, ompalitis dll.) yang dengannya ayam yng normal. Tujuan pemisahan merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari penularan penyakit yng dipicu oleh ayam yng tak normal yang telah di sebutkan.
b. Pengendalian lalulintas Adalah upaya memberikan batas memberikan batas keluar masuk orang serta kendaraan ke dalam tempat sangkar salah satunya memastikan para pekerja sangkar tak memelihara unggas lain baik dirumah ataupun dilokasi sangkar. Orang yng tak berkepentingan terhadap pemeliharaan ayam dilarang masuk ke areal peternakan. Pagar sangkar pula mampu berfungsi menjadi pengendali lalulintas orang ataupun binatang yng bisa menjadi agen masuknya penyakit.
c. Sanitasi. Sanitasi bertujuan memusnahkan organisme penyebab penyakit. Sanitasi bisa di lakukan yang dengannya melindungi serta mengelola kebersihan sangkar, disinfeksi yang dengannya penyemprotan disinfektan di dalam serta dilingkungan sangkar, celup kaki ataupun dipping baik orang ataupun kendaraan yng masuk ke areal peternakan.

Penyemprotan yang dengannya disinfektan menjadi upaya pencegahan penyakit
5. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan bisnis memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaga ternak dari serangan penyakit tertentu. Vaksin adalah mikroorganisme ataupun bibit penyakit yng sudah dilemahkan virulensi/keganasannya ataupun dimatikan menjadikan andaikan dimasukkan ke dalam tubuh tarnak tak memicu penyakit malah akan merangsang pembentukan zat kebal yng sesuai yang dengannya jenis vaksinnya. Tips pemberian vaksin bisa melalui tetes mata, tetes hidung, air mium, injeksi intra muscular (daging) serta sub cutan (bawah kulit), tusuk sayap serta sprayer. Bebarapa hal yng Perlu diperhatikan dalam vaksinasi : ü Ayam Perlu sehat ü Kondisi vaksin Perlu baik (lihat tanggal kadaluarsa) ü Lakukan tatkala udara sejuk (pagi ataupun malam hari) ü Lakukan yang dengannya cepat (bila yang dengannya air minum dipuasakan dulu tidak lebih lebih dua jam) ü Botol vaksin ataupun spuit plastik bekas vaksisasi di musnahkan ü Transport serta penyimpanan vaksin Perlu baik ü Dosis sesuai ü Strai vaksin disesuaikan yang dengannya kondisi virus dilapangan ü Lakukan yang dengannya tatacara yng tepat sesuai jenis vaksin ü Vaksinator Perlu profesional (terampil) ü Butuh diwaspadai reaksi postvaksinasi (reaksi pasca vaksinasi) ü Pemberian vitamin sebelum serta seusai vaksinasi andai diharapkan
Biaya vaksinasi bisa dihitung supaya efisien yang dengannya mengetahui harga pelarut (aquades), harga faksin, dosis injeksi vaksin (bila denga jeksi), jumlah pelarut (ml) menjadikan diketahui biaya faksin per ekor.
  • Dosis Vaksin = jumlah ayam + 2% jumlah ayam
  • Jumlah pelarut = (jumlah ayam + 2% jumlah ayam) x dosis injeksi vaksin
  • Biaya per ekor = (Total harga vaksin + pelarut)/Jumlah ayam
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk faksin in aktif injeksi umumnya telah berbentuk larutan/suspensi menjadikan tak butuh menghitung jumlah pelarut.
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk vaksinasi yang dengannya tatacara melalui air minum pelarut (air) yng dipakai tak boleh memiliki kandungan antibiotik. Jumlah air yng dipakai merupakan didasari kebutuhan air minum ayam. Supaya mampu habis dalam satu jam maka jumlah pelarut (air) merupakan jumlah kebutuhan air dibagi 4 ataupun 5 bergantung cuaca.
Bila kebutuhan air minum bagi atau bisa juga dikatakan untuk satu hari bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1.000 ekor merupakan 130 liter, (misal dianggap mortalitas 0%) maka air yng dipakai merupakan: jumlah ayam + 2% jumlah ayam Lantaran di pasar umumnya tak ada dosis 20 ekor maka belilah vaksin bagi atau bisa juga dikatakan untuk dosis 1.000 serta 100 ekor. Konsumsi air bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1.000 ekor umur 130 liter, maka bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1020 = 1,02 x 130 = 132,6 liter. Berguna supaya cepat habis air 132,6 dibagi 4 = 33,15 liter Jadi vaksin yang dengannya dosis 1.020 ekor dicapur air + 35 liter
Lihat pula :
  • Tips Beternak Ayam Petelur

Ferry Tamalluddin 2:50 PM

Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/cara-jitu-menangkal-penyakit-ayam.html.

Seputar CARA JITU MENANGKAL PENYAKIT AYAM

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain CARA JITU MENANGKAL PENYAKIT AYAM