BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER?
BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER? | Referensi terbaru di 2017 via web Budidaya Ternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Budidaya Ternak. Artikel ini di beri judul BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER?. Konten ini untuk anda pembaca setia https://budidayaternak7.blogspot.com/. Bagikan juga postingan BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER? terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Budidaya Ternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Budidaya Ternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER? di bawah ini dari situs web Budidaya Ternak.Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica vahl) Terhadap Bobot Badan Ayam Broiler (Gallus Sp)
Herry Pratikno*
*Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Abstract
The research aims was to know the effect of turmerin extract on broiler body weight. Material used in those research was 24 male broiler chicks CP 707 strain, and were acclimated during 1 week. Those chickens then allotted into 4 groups of treatment, with 6 replications in each group. Group of treatments were T0: without gave turmerin extract, T1: were given 200 mg/kgbw/day turmerin extract, T2: were given 400 mg/kgbw/day turmerin extract, T3: were given 600 mg/kgbw/day turmerin extract. Turmerin extract was given on capsul shape. Main parameters observed was chicken body weight during 3 weeks serta 6 weeks after treatment. Supporting parameter was chicken’s food consumption. The chicken feed with commercial food (BR1 and BR2), food and drinking were given by ad libitum. The data was analyzed by varians analysis with Split Plot Design and Durcan Multiple Range Test. The result showed that there was no interaction effect between turmerin extract dose and observation time. Turmerin extract dose had significant effect (P<0,05) on mean of body weight , and time of observation had very significant effect(P<0,01) on mean of body weght.
Keywords : Turmerin extract, body weight, broiler chick.
Tak berbentuk
Penelitian ini bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap bobot badan ayam broiler. Materi yng dipakai dalam penelitian ini merupakan 24 ekor ayam broiler jantan jenis CP 707 diaklimasi selama 1 minggu. Ayam-ayam yang telah di sebutkan lantas dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan, yang dengannya 6 ulangan dalam tiap kelompok. Perlakuan yng diberikan merupakan T0: tanpa diberi perlakuan (kontrol), T1: diperlakukan yang dengannya ekstrak kunyit 200 mg/kgBB/hari; T2: diperlakukan yang dengannya ekstrak kunyit 400 mg/kgBB/hari; T3: diperlakukan yang dengannya ekstrak kunyit 600 mg/kgBB/hari. Ekstrak kunyit diberikan dalam bentuk kapsul. Parameter utama yng diamati merupakan bobot badan ayam pada tatkala 3 minggu serta 6 minggu seusai perlakuan. Parameter penunjang yng diamati merupakan konsumsi pakan. Pakan yng dipakai merupakan pakan komersil (BR1 serta BR2). Pakan serta air minum yng diberikan secara ad libitum. Data yng didapat dianalisis yang dengannya analisis varians yang dengannya rancangan Split Plot serta Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya tak ada pengaruh interaksi antara dosis ekstrak kunyit serta waktu pengamatan, Dosis ekstrak kunyit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rataan bobot badan ayam, serta waktu pengamatan berpengaruh amat nyata (P<0,05) terhadap rataan bobot badan ayam.
Kata kunci : Ekstrak kunyit, bobot badan, ayam broiler.
PENDAHULUAN
Ayam broiler (ayam pedaging) adalah jenis ternak yng tidak sedikit dikembangkan menjadi sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ayam broiler adalah ternak ayam yng paling cepat pertumbuhannya, hal ini lantaran ayam broiler adalah hasil budidaya yng mempergunakan teknologi maju, menjadikan mempunyai sifat-sifat ekonomi yng menguntungkan.
Permintaan daging ayam broiler tahun 2003 sebanyk 205,87 ribu ton. Permintaan yang telah di sebutkan diperkirakan bertambah besar pada tahun 2010, dimana jumlah penduduk Indonesia akan berjumlah 239 juta jiwa yang dengannya asumsi laju pertumbuhan tetap 1,49% (Syahbuddin, 2005).
Broiler merupakan sebutan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yng mempunyai karakteristik ekonomis, yang dengannya tanda khas pertumbuhan cepat menjadi penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, dan menghasilkan daging mempunyai kualitas serat lunak (Murtidjo, 1987).
Pendapat dari Rasyaf (1995), ayam broiler mempunyai sifat-sifat yng menguntungkan, baik bagi para peternak ataupun para konsumen. Adapun sifat-sifat baik yng dimiliki ayam broiler merupakan dagingnya empuk, kulit licin serta lunak; tulang rawan dada belum membentuk tulang yng keras; ukuran badan besar, yang dengannya bentuk dada yng lebar, padat serta berisi; efisiensi terhadap pakan cukup tinggi serta sebagian besar dari makanan diubah menjadi daging; pertumbuhan ataupun pertambahan berat badan Amat cepat pada umur 5 – 6 minggu ayam mampu mencapai berat ± 2 kg.
Laju pertumbuhan yng cepat pada ayam pedaging selalu diikuti perlemakan yng cepat, dimana penimbunan lemak yng cenderung meningkat sejalan yang dengannya meningkatnya bobot badan. Pertumbuhan yng cepat pada ayam pedaging yng Suka diikuti pelemakan yng tinggi, keadaan ini menjadi masalah bagi konsumen yng menginginkan daging ayam yang dengannya perlemakan yng rendah.
Pendapat dari Kusumawardhani (1988) dalam Agustiana (1996), pemberian kunyit dalam ransum bisa menaikan bobot badan, mengoptimalkan konversi pakan, dan menurunkan lemak. Hasil analisis di laboratorium tanah serta tanaman BPBPT Bogor menunjukan bahwasanya dalam ampas kunyit terdapat bahan organik serta anorganik yng memberikan manfaat bagi metabolisme tubuh.
Komponen utama pada rimpang kunyit yng memiliki kegunaan obat merupakan minyak atsiri serta zat warna kuning (kurkuminoid). Kurkuminoid kunyit memiliki kandungan 3 komponen, yakni kurkumin, desmetoksikurkumin, serta bis_desmetoksikurkumin (Rukmana, 1994).
Darwis et al. (1991) menyatakan bahwasanya senyawa kurkuminoid memiliki khasiat anti bakteri yng bisa menaikan proses pencernaan yang dengannya membunuh bakteri yng merugikan dan merangsang dinding kantong empedu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan cairan empedu menjadikan bisa memperlancar metabolisme lemak.
Manfaat kunyit secara umum bisa dipakai menjadi pelengkap bahan makanan, bahan obat tradisional bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati banyak sekali penyakit, bahan baku industri jamu serta kosmetik, bahan desinfektan, dan bahan campuran pada pakan ternak (Nugroho,1998).
Pendapat dari Natarajan serta Lewis (1980) kunyit memiliki kadar air 60%, protein 8%, karbohidrat 63%, serat kasar 7%, bahan mineral 4%, menjadikan bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk substitusi pakan hewan. Hasil penelitian Agustiana (1996) menyatakan bahwasanya penggunaan tepung kunyit dalam ransum ayam pedaging hingga taraf 0,6% tak bisa memberikan perbedaan yng nyata terhadap konsumsi pakan, berat badan, pertambahan berat badan, serta konversi pakan.
Hal ini ada dugaan berlangsung oleh lantaran kandungan zat kurkuminoid serta minyak atsiri dalam kunyit tak mampu terabsorpsi secara efektif oleh sel epitelium intestinum, menjadikan tak mampu memberi pengaruh metabolisme. Butuh kiranya di lakukan penelitian yang dengannya mempergunakan ekstrak kunyit supaya diperoleh hasil yng lebih efektif dari manfaat senyawa kurkuminoid serta minyak atsiri dalam kunyit.
Tujuan dari penelitian ini merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap bobot badan ayam broiler.
METODOLOGI
Penelitian ini mempergunakan 24 ayam broiler jantan strain Abror Acress jenis CP 707 yang dengannya bobot badan rata-rata 37 gram. Dipakai 24 petak sangkar yang dengannya alas sangkar berupa sekam serta perlengkapan yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemeliharaan ayam-ayam yang telah di sebutkan, ayam dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan masing-masing yang dengannya kali ulangan. Perlakuan yng diberikan merupakan:
T0 : Pemberian ekstrak kunyit 0 mg/kg BB (kontrol). T1 : Pemberian ekstrak kunyit 200 mg/kg BB/hari. T2 : Pemberian ekstrak kunyit 400 mg/kg BB/hari. T3 : Pemberian ekstrak kunyit 600 mg/kg BB/hari.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap yakni tahap persiapan, adaptasi, serta pelakuan. Pada tahap persiapan, kegiatan yng di lakukan merupakan membuat kapsul ekstrak kunyit, mengatur serta membersihkan tempat pemeliharaan yng dipakai sedemikian rupa supaya ternak terasa nyaman, menyiapkan perlengkapan sangkar serta pengadaan bahan pakan penelitian.
Tahap adaptasi dilaksanakan selama 1 minggu mulai dari umur 1 hari hingga yang dengannya 7 hari yang dengannya tujuan penyesuaian kondisi ternak terhadap lingkungan.
Tahap perlakuan dilaksanakan selama dua tahapan, tahap I (L1) pemberian suplemen kunyit selama 3 minggu (pada usia 8 – 21 hari). Pada tahap ini broiler yng sudah ditempatkan pada 24 petak sangkar yng sudah dilacak, diberi perlakuan esktrak kunyit dalam banyak sekali level. Tahap II (L2) perlakuan dilanjutkan selama 3 minggu lagi (umur 8 – 42 hari), pada tahap ini perlakuan percis yang dengannya tahap I, yang dengannya dosis yng disesuaikan yang dengannya BB pada minggu-minggu yang telah di sebutkan.
Ekstrak kunyit diberikan secara oral dalam bentuk kapsul yang dengannya tujuan supaya kunyit bisa dikonsumsi ternak secara maksimal menjadikan bisa diketahui khasiat dari kunyit sebenarnya. Pemberian ransum serta air minum di lakukan secara ad libitum, yang dengannya pencatatan konsumsi ransum di lakukan per hari. Pemberian ekstrak kunyit di lakukan sehari-hari pada pagi hari sebelum ayam broiler diberi pakan.
Pengukuran parameter di lakukan 2 kali, yakni pengukuran I yakni pada lama pemberian perlakuan 21 hari (L1) serta pengukuran II pada lama pemberian perlakuan 42 hari (L2). Parameter utama yng diamati dalam penelitian ini merupakan bobot badan akhir, diperoleh seusai menimbang ayam yng sudah dipuasakan selama 8 – 10 jam (L1 serta L2). Parameter penunjang yng diamati dalam penelitian ini merupakan konsumsi pakan.
Data yng didapat dianalisis yang dengannya analisis varians yang dengannya pola Rancangan Petak Terbagi dalam waktu lama pemberian 3 minggu (L1) serta lama pemberian 6 minggu (L2) menjadi petak waktu pemberian serta dosis ektrak kunyit (T0, T1, T2, serta T3) menjadi petak perlakuan yang dengannya 6 kali ulangan serta diikuti oleh uji Duncan (Steel and Torrie, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan diluar dugaan bahwasanya pemberian ekstrak kunyit pada lama pemberian 3 minggu ataupun 6 minggu berpengaruh nyata terhadap bobot badan, akan tetapi tak berpengaruh nyata pada konsumsi pakan. Pada lama pemberian ekstrak kunyit selama 3 minggu diluar dugaan berlangsung peningkatan bobot badan ayam yng signifikan dari 713,167 gram/ekor pada perlakuan kontrol (T0) menjadi 755 gram/ekor pada perlakuan pemberian 200 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari (T1) serta menjadi 810 gram/ekor pada perlakuan pemberian 400 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari. Peningkatan berat badan ayam ini menunjukan bahwasanya ekstrak kunyit bisa menaikan laju metabolisme menjadikan pemanfaatan pakan menjadi lebih efisien, meskipun konsumsi pakan tak berbeda nyata, namun menghasilkan bobot badan yng lebih besar pada ayam yng diperlakukan yang dengannya pemberian ekstrak kunyit. Pendapat dari Yuniusta et al. (2007) kunyit membantu proses metabolisme enzimatis pada tubuh ayam lantaran ada kandungan senyawa kurkuminoid serta minyak atsiri.
Darwis et al. (1991). mengujarkan bahwasanya zat kurkuminoid memiliki khasiat anti bakteri serta bisa merangsang dinding kantung empedu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan cairan empedu menjadikan bisa memperlancar metabolisme lemak. Cairan empedu merupakan suatu cairan garam berwarna kuning kehijauan yng memiliki kandungan kolesterol, fosfolifid, lesitin dan pigmen empedu. Empedu memiliki kandungan sejumlah garam hasil dari percampuran antara Natrium serta Kalium yang dengannya asam-asam empedu (asam glikokolat serta taurokolat). Garam-garam ini akan bercampur yang dengannya lemak di dalam usus halus bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk misel, andai misel telah terbentuk akan menurunkan tegangan antar permukaan lemak serta gerakan mencampur pada saluran pencernaan berangsur-angsur bisa memecah globulus lemak menjadi partikel yng lebih halus menjadikan lemak bisa dicerna.
Frandson (1992) menyatakan garam-garam empedu yng adalah garam-garam basa bisa membantu pula dalam menciptakan suasana yng lebih alkalis dalam chyme intestinal. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah lekukan duodenum, menghasilkan keadaan yng alkalis menjadikan bisa mencapai tingkat pH, volume, maupun tingkat kecernaan yng sesuai.
Minyak atsiri yng terkandung dalam kunyit memiliki kegunaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur keluarnya asam lambung supaya tak berlebihan serta mengurangi pekerjaan usus yng terlalu berat dalam pencernaan zat-zat makanan (Darwis et al., 1991). Glandula fundika merupakan kelenjar lambung yng memiliki kandungan sel-sel khusus yakni sel-sel body chief menjadi zimogen tak aktif, yakni pepsinogen yng diaktifkan menjadi pepsin oleh HCl yng disekresi oleh sel-sel parietal. Pepsin ini melakukan pemecahan protein menjadi asam amino. Pepsin pula memicu efek autokatalitik yakni sejumlah kecil pepsin bisa memicu pengaktifan pepsinogen yng masih tersisa, yng berguna pula makin tidak sedikit pepsin yng terbentuk menjadikan memicu pemecahan protein yng makin baik (Harper et al., 1980). Pemecahan protein yng makin baik akan memicu metabolisme protein dalam tubuh makin baik yng akan berpengaruh pula pada pertumbuhan.
Minyak atsiri yng mengontrol asam lambung supaya tak berlebihan serta tak kekurangan memicu isi lambung tak terlalu asam, menjadikan andaikan isi lambung yang telah di sebutkan masuk ke duodenum bagi atau bisa juga dikatakan untuk menurunkan keasaman chyme makin cepat dalam mengubahnya ke keadaan pH yng sesuai bagi atau bisa juga dikatakan untuk diteruskan ke usus halus bagi atau bisa juga dikatakan untuk diserap (Darwis et al., 1991).
Pengaturan sekresi HCl serta pepsin yng makin lancar akan memicu pencernaan serta penyerapan zat-zat makanan makin lancar, yang dengannya demikian akan memicu peningkatan kekosongan pada lambung yng akan berpengaruh pada konsumsi serta pertumbuhan. Semisal yng dikatakan oleh Frandson (1992) bahwasanya faktor-faktor yng mengontrol pengosongan lambung melalui sphincter pilorik, mencakup volume makanan di dalam perut, fluiditas campuran, dan reseptivitas duodenum.
Dari hasil pengamatan bobot badan ayam seusai diberi perlakuan 600 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari selama 3 minggu diluar dugaan bahwasanya bobot badan ayam mengalami penurunan yng berbeda nyata menjadi 713,833 gram/ekor. Hal ini berguna bahwasanya pemberian ekstrak kunyit selama 3 minggu cuma efektif diberikan sampai-sampai dosis 400 mg/kg BB/hari.
Pada lama pemberian ekstrak kunyit selama 6 minggu diluar dugaan berlangsung peningkatan bobot badan ayam yng berbeda nyata yang dengannya perlakuan kontrol pada perlakuan pemberian 200 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari. Hal ini menunjukan bahwasanya dosis pemberian ekstrak kunyit ini efektif dalam menaikan bobot badan ayam.
Dari hasil pengamatan pemberian perlakuan 400 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari selama 6 minggu diluar dugaan secara substansial bobot badan ayam lebih besar daripada bobot badan ayam pada perlakuan pemberian 200 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari meskipun pada analisis data tak berbeda nyata, jadi proses penambahan bobot badan ayam masih berlangsung.
Dari hasil pengamatan pemberian perlakuan 600 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari selama 6 minggu diluar dugaan bahwasanya secara substansial berlangsung penurunan bobot badan ayam meskipun pada analisis data tak berbeda nyata. Hal ini menunjukan bahwasanya pemberian ekstrak kunyit telah tak efektif lagi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bobot badan ayam.
Jadi bisa dikatakan bahwasanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertumbuhan ayam dari umur 1 minggu hingga yang dengannya 4 minggu dosis pemberian ekstrak kunyit yng efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bobot badan ayam broiler merupakan 400 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari, sedangkan dosis ekstrak kunyit yng efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bobot badan ayam dari umur 4 minggu hingga yang dengannya 7 minggu merupakan 200 mg ekstrak kunyit / kg BB/hari.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana. 1996. Pengaruh Pemberian Tepung Kunyit dalam Ransum Ayam Broiler terhadap Kadar air, pH serta total bakteri liter. F. Peternakan UNDIP. Semarang.
Darwis, S. N., A. B. D. Modjo Indo serta S. Hasiyah. 1991. Tanaman Obat Familia Zingiberaceae. Badan Penelitian serta Pengembangan Pertanian Industri. Bogor.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi serta Fisiologi. Alih Bahasa Bambang Srigandono serta Koen Praseno. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harper, A. H., V. W Rodwell and P. A Mayer. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Alih Bahasa Martin Muliawan. Edisi ke-17. Penerbit Buku Kedokteran E. G. C. Jakarta.
Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Natarajan, C. P. And Y. S. Lewis. 1980. Technologi of Ginger an Turmeric. Procceeding of the national Seminar on Ginger. Turmeric. Central Plantation Corps Research Institute Krala. India.
Nugroho, A. N. 1988. Manfaat serta Prospek Pengembangan Kunyit. Trubus Agriwidya. Ungaran.
Steel, R. G. and J. H. Torrie. 1995. Prinsip serta Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke-2. PT Gramedia, Jakarta. (Diterjemahkan oleh B. Sumantri)
Syahbuddin, H. 2005. Jangan Tidak ingat Swasembada Pangan. Inovasi Vol. 4/XVIII/Agustus 2005.
Rasyat, M. 1995. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Kunyit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Yuniusta, Syahrio T., D. Septinova. 2007. Perbandingan Performa Antara Broiler Yng Diberi Kunyit serta Temulawak melalui Air minum. Fak. Pertanian. Univ. Lampung.
Ferry Tamalluddin 3:00 PM
Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/pengaruh-ekstrak-kunyit-curcuma.html.
Herry Pratikno*
*Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Abstract
The research aims was to know the effect of turmerin extract on broiler body weight. Material used in those research was 24 male broiler chicks CP 707 strain, and were acclimated during 1 week. Those chickens then allotted into 4 groups of treatment, with 6 replications in each group. Group of treatments were T0: without gave turmerin extract, T1: were given 200 mg/kgbw/day turmerin extract, T2: were given 400 mg/kgbw/day turmerin extract, T3: were given 600 mg/kgbw/day turmerin extract. Turmerin extract was given on capsul shape. Main parameters observed was chicken body weight during 3 weeks serta 6 weeks after treatment. Supporting parameter was chicken’s food consumption. The chicken feed with commercial food (BR1 and BR2), food and drinking were given by ad libitum. The data was analyzed by varians analysis with Split Plot Design and Durcan Multiple Range Test. The result showed that there was no interaction effect between turmerin extract dose and observation time. Turmerin extract dose had significant effect (P<0,05) on mean of body weight , and time of observation had very significant effect(P<0,01) on mean of body weght.
Keywords : Turmerin extract, body weight, broiler chick.
Tak berbentuk
Penelitian ini bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap bobot badan ayam broiler. Materi yng dipakai dalam penelitian ini merupakan 24 ekor ayam broiler jantan jenis CP 707 diaklimasi selama 1 minggu. Ayam-ayam yang telah di sebutkan lantas dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan, yang dengannya 6 ulangan dalam tiap kelompok. Perlakuan yng diberikan merupakan T0: tanpa diberi perlakuan (kontrol), T1: diperlakukan yang dengannya ekstrak kunyit 200 mg/kgBB/hari; T2: diperlakukan yang dengannya ekstrak kunyit 400 mg/kgBB/hari; T3: diperlakukan yang dengannya ekstrak kunyit 600 mg/kgBB/hari. Ekstrak kunyit diberikan dalam bentuk kapsul. Parameter utama yng diamati merupakan bobot badan ayam pada tatkala 3 minggu serta 6 minggu seusai perlakuan. Parameter penunjang yng diamati merupakan konsumsi pakan. Pakan yng dipakai merupakan pakan komersil (BR1 serta BR2). Pakan serta air minum yng diberikan secara ad libitum. Data yng didapat dianalisis yang dengannya analisis varians yang dengannya rancangan Split Plot serta Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya tak ada pengaruh interaksi antara dosis ekstrak kunyit serta waktu pengamatan, Dosis ekstrak kunyit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rataan bobot badan ayam, serta waktu pengamatan berpengaruh amat nyata (P<0,05) terhadap rataan bobot badan ayam.
Kata kunci : Ekstrak kunyit, bobot badan, ayam broiler.
PENDAHULUAN
Ayam broiler (ayam pedaging) adalah jenis ternak yng tidak sedikit dikembangkan menjadi sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ayam broiler adalah ternak ayam yng paling cepat pertumbuhannya, hal ini lantaran ayam broiler adalah hasil budidaya yng mempergunakan teknologi maju, menjadikan mempunyai sifat-sifat ekonomi yng menguntungkan.
Permintaan daging ayam broiler tahun 2003 sebanyk 205,87 ribu ton. Permintaan yang telah di sebutkan diperkirakan bertambah besar pada tahun 2010, dimana jumlah penduduk Indonesia akan berjumlah 239 juta jiwa yang dengannya asumsi laju pertumbuhan tetap 1,49% (Syahbuddin, 2005).
Broiler merupakan sebutan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yng mempunyai karakteristik ekonomis, yang dengannya tanda khas pertumbuhan cepat menjadi penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, dan menghasilkan daging mempunyai kualitas serat lunak (Murtidjo, 1987).
Pendapat dari Rasyaf (1995), ayam broiler mempunyai sifat-sifat yng menguntungkan, baik bagi para peternak ataupun para konsumen. Adapun sifat-sifat baik yng dimiliki ayam broiler merupakan dagingnya empuk, kulit licin serta lunak; tulang rawan dada belum membentuk tulang yng keras; ukuran badan besar, yang dengannya bentuk dada yng lebar, padat serta berisi; efisiensi terhadap pakan cukup tinggi serta sebagian besar dari makanan diubah menjadi daging; pertumbuhan ataupun pertambahan berat badan Amat cepat pada umur 5 – 6 minggu ayam mampu mencapai berat ± 2 kg.
Laju pertumbuhan yng cepat pada ayam pedaging selalu diikuti perlemakan yng cepat, dimana penimbunan lemak yng cenderung meningkat sejalan yang dengannya meningkatnya bobot badan. Pertumbuhan yng cepat pada ayam pedaging yng Suka diikuti pelemakan yng tinggi, keadaan ini menjadi masalah bagi konsumen yng menginginkan daging ayam yang dengannya perlemakan yng rendah.
Pendapat dari Kusumawardhani (1988) dalam Agustiana (1996), pemberian kunyit dalam ransum bisa menaikan bobot badan, mengoptimalkan konversi pakan, dan menurunkan lemak. Hasil analisis di laboratorium tanah serta tanaman BPBPT Bogor menunjukan bahwasanya dalam ampas kunyit terdapat bahan organik serta anorganik yng memberikan manfaat bagi metabolisme tubuh.
Komponen utama pada rimpang kunyit yng memiliki kegunaan obat merupakan minyak atsiri serta zat warna kuning (kurkuminoid). Kurkuminoid kunyit memiliki kandungan 3 komponen, yakni kurkumin, desmetoksikurkumin, serta bis_desmetoksikurkumin (Rukmana, 1994).
Darwis et al. (1991) menyatakan bahwasanya senyawa kurkuminoid memiliki khasiat anti bakteri yng bisa menaikan proses pencernaan yang dengannya membunuh bakteri yng merugikan dan merangsang dinding kantong empedu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan cairan empedu menjadikan bisa memperlancar metabolisme lemak.
Manfaat kunyit secara umum bisa dipakai menjadi pelengkap bahan makanan, bahan obat tradisional bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati banyak sekali penyakit, bahan baku industri jamu serta kosmetik, bahan desinfektan, dan bahan campuran pada pakan ternak (Nugroho,1998).
Pendapat dari Natarajan serta Lewis (1980) kunyit memiliki kadar air 60%, protein 8%, karbohidrat 63%, serat kasar 7%, bahan mineral 4%, menjadikan bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk substitusi pakan hewan. Hasil penelitian Agustiana (1996) menyatakan bahwasanya penggunaan tepung kunyit dalam ransum ayam pedaging hingga taraf 0,6% tak bisa memberikan perbedaan yng nyata terhadap konsumsi pakan, berat badan, pertambahan berat badan, serta konversi pakan.
Hal ini ada dugaan berlangsung oleh lantaran kandungan zat kurkuminoid serta minyak atsiri dalam kunyit tak mampu terabsorpsi secara efektif oleh sel epitelium intestinum, menjadikan tak mampu memberi pengaruh metabolisme. Butuh kiranya di lakukan penelitian yang dengannya mempergunakan ekstrak kunyit supaya diperoleh hasil yng lebih efektif dari manfaat senyawa kurkuminoid serta minyak atsiri dalam kunyit.
Tujuan dari penelitian ini merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap bobot badan ayam broiler.
METODOLOGI
Penelitian ini mempergunakan 24 ayam broiler jantan strain Abror Acress jenis CP 707 yang dengannya bobot badan rata-rata 37 gram. Dipakai 24 petak sangkar yang dengannya alas sangkar berupa sekam serta perlengkapan yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemeliharaan ayam-ayam yang telah di sebutkan, ayam dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan masing-masing yang dengannya kali ulangan. Perlakuan yng diberikan merupakan:
T0 : Pemberian ekstrak kunyit 0 mg/kg BB (kontrol). T1 : Pemberian ekstrak kunyit 200 mg/kg BB/hari. T2 : Pemberian ekstrak kunyit 400 mg/kg BB/hari. T3 : Pemberian ekstrak kunyit 600 mg/kg BB/hari.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap yakni tahap persiapan, adaptasi, serta pelakuan. Pada tahap persiapan, kegiatan yng di lakukan merupakan membuat kapsul ekstrak kunyit, mengatur serta membersihkan tempat pemeliharaan yng dipakai sedemikian rupa supaya ternak terasa nyaman, menyiapkan perlengkapan sangkar serta pengadaan bahan pakan penelitian.
Tahap adaptasi dilaksanakan selama 1 minggu mulai dari umur 1 hari hingga yang dengannya 7 hari yang dengannya tujuan penyesuaian kondisi ternak terhadap lingkungan.
Tahap perlakuan dilaksanakan selama dua tahapan, tahap I (L1) pemberian suplemen kunyit selama 3 minggu (pada usia 8 – 21 hari). Pada tahap ini broiler yng sudah ditempatkan pada 24 petak sangkar yng sudah dilacak, diberi perlakuan esktrak kunyit dalam banyak sekali level. Tahap II (L2) perlakuan dilanjutkan selama 3 minggu lagi (umur 8 – 42 hari), pada tahap ini perlakuan percis yang dengannya tahap I, yang dengannya dosis yng disesuaikan yang dengannya BB pada minggu-minggu yang telah di sebutkan.
Ekstrak kunyit diberikan secara oral dalam bentuk kapsul yang dengannya tujuan supaya kunyit bisa dikonsumsi ternak secara maksimal menjadikan bisa diketahui khasiat dari kunyit sebenarnya. Pemberian ransum serta air minum di lakukan secara ad libitum, yang dengannya pencatatan konsumsi ransum di lakukan per hari. Pemberian ekstrak kunyit di lakukan sehari-hari pada pagi hari sebelum ayam broiler diberi pakan.
Pengukuran parameter di lakukan 2 kali, yakni pengukuran I yakni pada lama pemberian perlakuan 21 hari (L1) serta pengukuran II pada lama pemberian perlakuan 42 hari (L2). Parameter utama yng diamati dalam penelitian ini merupakan bobot badan akhir, diperoleh seusai menimbang ayam yng sudah dipuasakan selama 8 – 10 jam (L1 serta L2). Parameter penunjang yng diamati dalam penelitian ini merupakan konsumsi pakan.
Data yng didapat dianalisis yang dengannya analisis varians yang dengannya pola Rancangan Petak Terbagi dalam waktu lama pemberian 3 minggu (L1) serta lama pemberian 6 minggu (L2) menjadi petak waktu pemberian serta dosis ektrak kunyit (T0, T1, T2, serta T3) menjadi petak perlakuan yang dengannya 6 kali ulangan serta diikuti oleh uji Duncan (Steel and Torrie, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan diluar dugaan bahwasanya pemberian ekstrak kunyit pada lama pemberian 3 minggu ataupun 6 minggu berpengaruh nyata terhadap bobot badan, akan tetapi tak berpengaruh nyata pada konsumsi pakan. Pada lama pemberian ekstrak kunyit selama 3 minggu diluar dugaan berlangsung peningkatan bobot badan ayam yng signifikan dari 713,167 gram/ekor pada perlakuan kontrol (T0) menjadi 755 gram/ekor pada perlakuan pemberian 200 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari (T1) serta menjadi 810 gram/ekor pada perlakuan pemberian 400 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari. Peningkatan berat badan ayam ini menunjukan bahwasanya ekstrak kunyit bisa menaikan laju metabolisme menjadikan pemanfaatan pakan menjadi lebih efisien, meskipun konsumsi pakan tak berbeda nyata, namun menghasilkan bobot badan yng lebih besar pada ayam yng diperlakukan yang dengannya pemberian ekstrak kunyit. Pendapat dari Yuniusta et al. (2007) kunyit membantu proses metabolisme enzimatis pada tubuh ayam lantaran ada kandungan senyawa kurkuminoid serta minyak atsiri.
Darwis et al. (1991). mengujarkan bahwasanya zat kurkuminoid memiliki khasiat anti bakteri serta bisa merangsang dinding kantung empedu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan cairan empedu menjadikan bisa memperlancar metabolisme lemak. Cairan empedu merupakan suatu cairan garam berwarna kuning kehijauan yng memiliki kandungan kolesterol, fosfolifid, lesitin dan pigmen empedu. Empedu memiliki kandungan sejumlah garam hasil dari percampuran antara Natrium serta Kalium yang dengannya asam-asam empedu (asam glikokolat serta taurokolat). Garam-garam ini akan bercampur yang dengannya lemak di dalam usus halus bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk misel, andai misel telah terbentuk akan menurunkan tegangan antar permukaan lemak serta gerakan mencampur pada saluran pencernaan berangsur-angsur bisa memecah globulus lemak menjadi partikel yng lebih halus menjadikan lemak bisa dicerna.
Frandson (1992) menyatakan garam-garam empedu yng adalah garam-garam basa bisa membantu pula dalam menciptakan suasana yng lebih alkalis dalam chyme intestinal. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah lekukan duodenum, menghasilkan keadaan yng alkalis menjadikan bisa mencapai tingkat pH, volume, maupun tingkat kecernaan yng sesuai.
Minyak atsiri yng terkandung dalam kunyit memiliki kegunaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur keluarnya asam lambung supaya tak berlebihan serta mengurangi pekerjaan usus yng terlalu berat dalam pencernaan zat-zat makanan (Darwis et al., 1991). Glandula fundika merupakan kelenjar lambung yng memiliki kandungan sel-sel khusus yakni sel-sel body chief menjadi zimogen tak aktif, yakni pepsinogen yng diaktifkan menjadi pepsin oleh HCl yng disekresi oleh sel-sel parietal. Pepsin ini melakukan pemecahan protein menjadi asam amino. Pepsin pula memicu efek autokatalitik yakni sejumlah kecil pepsin bisa memicu pengaktifan pepsinogen yng masih tersisa, yng berguna pula makin tidak sedikit pepsin yng terbentuk menjadikan memicu pemecahan protein yng makin baik (Harper et al., 1980). Pemecahan protein yng makin baik akan memicu metabolisme protein dalam tubuh makin baik yng akan berpengaruh pula pada pertumbuhan.
Minyak atsiri yng mengontrol asam lambung supaya tak berlebihan serta tak kekurangan memicu isi lambung tak terlalu asam, menjadikan andaikan isi lambung yang telah di sebutkan masuk ke duodenum bagi atau bisa juga dikatakan untuk menurunkan keasaman chyme makin cepat dalam mengubahnya ke keadaan pH yng sesuai bagi atau bisa juga dikatakan untuk diteruskan ke usus halus bagi atau bisa juga dikatakan untuk diserap (Darwis et al., 1991).
Pengaturan sekresi HCl serta pepsin yng makin lancar akan memicu pencernaan serta penyerapan zat-zat makanan makin lancar, yang dengannya demikian akan memicu peningkatan kekosongan pada lambung yng akan berpengaruh pada konsumsi serta pertumbuhan. Semisal yng dikatakan oleh Frandson (1992) bahwasanya faktor-faktor yng mengontrol pengosongan lambung melalui sphincter pilorik, mencakup volume makanan di dalam perut, fluiditas campuran, dan reseptivitas duodenum.
Dari hasil pengamatan bobot badan ayam seusai diberi perlakuan 600 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari selama 3 minggu diluar dugaan bahwasanya bobot badan ayam mengalami penurunan yng berbeda nyata menjadi 713,833 gram/ekor. Hal ini berguna bahwasanya pemberian ekstrak kunyit selama 3 minggu cuma efektif diberikan sampai-sampai dosis 400 mg/kg BB/hari.
Pada lama pemberian ekstrak kunyit selama 6 minggu diluar dugaan berlangsung peningkatan bobot badan ayam yng berbeda nyata yang dengannya perlakuan kontrol pada perlakuan pemberian 200 mg ekstrak kunyit /kg BB/hari. Hal ini menunjukan bahwasanya dosis pemberian ekstrak kunyit ini efektif dalam menaikan bobot badan ayam.
Dari hasil pengamatan pemberian perlakuan 400 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari selama 6 minggu diluar dugaan secara substansial bobot badan ayam lebih besar daripada bobot badan ayam pada perlakuan pemberian 200 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari meskipun pada analisis data tak berbeda nyata, jadi proses penambahan bobot badan ayam masih berlangsung.
Dari hasil pengamatan pemberian perlakuan 600 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari selama 6 minggu diluar dugaan bahwasanya secara substansial berlangsung penurunan bobot badan ayam meskipun pada analisis data tak berbeda nyata. Hal ini menunjukan bahwasanya pemberian ekstrak kunyit telah tak efektif lagi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bobot badan ayam.
Jadi bisa dikatakan bahwasanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertumbuhan ayam dari umur 1 minggu hingga yang dengannya 4 minggu dosis pemberian ekstrak kunyit yng efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bobot badan ayam broiler merupakan 400 mg ekstrak kunyit/kg BB/hari, sedangkan dosis ekstrak kunyit yng efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan bobot badan ayam dari umur 4 minggu hingga yang dengannya 7 minggu merupakan 200 mg ekstrak kunyit / kg BB/hari.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana. 1996. Pengaruh Pemberian Tepung Kunyit dalam Ransum Ayam Broiler terhadap Kadar air, pH serta total bakteri liter. F. Peternakan UNDIP. Semarang.
Darwis, S. N., A. B. D. Modjo Indo serta S. Hasiyah. 1991. Tanaman Obat Familia Zingiberaceae. Badan Penelitian serta Pengembangan Pertanian Industri. Bogor.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi serta Fisiologi. Alih Bahasa Bambang Srigandono serta Koen Praseno. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harper, A. H., V. W Rodwell and P. A Mayer. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Alih Bahasa Martin Muliawan. Edisi ke-17. Penerbit Buku Kedokteran E. G. C. Jakarta.
Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Natarajan, C. P. And Y. S. Lewis. 1980. Technologi of Ginger an Turmeric. Procceeding of the national Seminar on Ginger. Turmeric. Central Plantation Corps Research Institute Krala. India.
Nugroho, A. N. 1988. Manfaat serta Prospek Pengembangan Kunyit. Trubus Agriwidya. Ungaran.
Steel, R. G. and J. H. Torrie. 1995. Prinsip serta Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke-2. PT Gramedia, Jakarta. (Diterjemahkan oleh B. Sumantri)
Syahbuddin, H. 2005. Jangan Tidak ingat Swasembada Pangan. Inovasi Vol. 4/XVIII/Agustus 2005.
Rasyat, M. 1995. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Kunyit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Yuniusta, Syahrio T., D. Septinova. 2007. Perbandingan Performa Antara Broiler Yng Diberi Kunyit serta Temulawak melalui Air minum. Fak. Pertanian. Univ. Lampung.
Ferry Tamalluddin 3:00 PM
Sumber rujukan dan gambar : http://www.ternakpertama.com/2014/12/pengaruh-ekstrak-kunyit-curcuma.html.
Seputar BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER?
Terima kasih telah membaca BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER?. Semoga pos dari situs web Budidaya Ternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website Budidaya Ternak. Silakan berbagi ulasan BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER? tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Budidaya Ternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Budidaya Ternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER? yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Budidaya Ternak di bawah. Demikan dan sekian tentang BENARKAH KUNYIT DAPAT MENINGKATKAN BOBOT BADAN AYAM BROILER?. Dan Assalamualaikum pembaca Budidaya Ternak.
Advertisement
Tidak ada komentar:
Posting Komentar